Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Roy Daroyni
komentator F1

F1 Technical Columnist, F1 TV Commentator sekaligus Country GM Asia Pacific for Wison Engineering Ltd. Twitter : @roy_daroyni

kolom

Mesin Bensin F1 Modern Bernuansa Diesel dan Berteknologi Jet

Kompas.com - 09/05/2016, 08:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAris F Harvenda

Kendati demikian, mesin Ferrari tetap mempertahankan busi konvensional karena busi itu dinyalakan belakangan, yaitu pada langkah ekspansi. Tujuannya agar tidak ada campuran udara bahan bakar yang tidak sempat terbakar di akhir siklus.

Regulasi F1 membolehkan multiple-ignition maksimum lima kali pada setiap siklus pembakaran. Sehingga mesin Ferrari dapat menyalakan busi lima kali selama langkah ekspansi.

Ferrari dipercaya mulai menggunakan TJI sejak GP Kanada 2015. Sampai saat ini, baru mesin Ferrari yang dipercaya mengadopsi sistemTJI. Namun banyak pengamat teknologi percaya bahwa tak lama lagi TJI akan diadopsi pula oleh penyedia mesin F1 lainnya seperti Mercedes, Renault dan Honda.

Revolusi besar di dunia otomotif telah terjadi, mesin bensin saat ini dapat bekerja dengan prinsip diesel, tanpa busi! F1 memang selalu menjadi pelopor perubahan-perubahan besar dalam teknologi otomotif.

Banyak kalangan mengatakan F1 adalah balap jet darat. Selama ini anggapan itu hanya mengacu pada kecepatan mobil yang mirip jet. Walau tidak ada satu pun prinsip jet yang diadopsi pada mobil F1. Saat ini anggapan itu boleh jadi lebih tepat digunakan. Sebab, mesin F1 saat ini bekerja dengan prinsip diesel dan dengan injektor jet!

F1 memang balap mobil jet darat!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com