Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Sedan Sulit Bangkit di Indonesia

Kompas.com - 10/11/2014, 15:50 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Upaya Pemerintah Indonesia membuka keran impor sedan dalam kondisi terurai tidak penuh (IKD), dinilai sejumlah pengusaha tidak akan berpengaruh banyak pada pasar. Jenis kendaraan "three box" ini jumlah penjualannya tetap minim dan sulit naik.

Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan, besarnya penerimaan model di pasar sangat tergantung dari karakteristik suatu negara. Pasar itu sangat berkaitan dengan banderol sedan di tawarkan ke konsumen.

"Akhirnya, apakah dengan IKD harga sedan nanti akan turun. Memang kalau biaya produksinya lebih murah, pilihannya (model) akan lebih beragam," jelas Sudirman kepada KompasOtomotif, akhir pekan lalu (8/11/2014).

Sudirman juga mengingatkan kalau karkteristik konsumen di Indonesia cenderung lebih banyak memilih mobil keluarga dengan daya angkut banyak ketimbang sedan. Tapi, Sudirman mengakui tetap ada potensi pembeli sedan ada di Indonesia, dengan banyaknya jumlah keluarga kecil, individu tunggal, atau anak muda yang butuh kendaraan. 

"Tetapi, kembali lagi lihat ke harga jual sedan yang mahal membuat konsumen lebih memilih jenis mobil lain. Seberapa besar kekuatan daya beli masyarakat itu. Pasalnya, sedan punya beban pajak lebih tinggi sehingga relatif lebih mahal di pasar," beber Sudirman.

Proses panjang
Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM) menjelaskan, pasar sedan sudah terlalu lama turun di Indonesia dengan kebijakan yang sengaja dibuat. Kini, setelah beberapa tahun pasar menciut, pemerintah berusaha kembali meningkatkan penjualan, tetapi tidak mudah.

"Kalau mau balik lagi pasar sedan membesar, tidak semudah itu, butuh waktu lama. Selain itu secara historis masyarakat Indonesia memang sudah menyukai MPV dan SUV," beber Jonfis.

Honda merupakan salah satu merek yang pernah memproduksi sedan di Indonesia, tetapi karena pasar yang menciut, membuat ongkos produksi tidak masuk skala ekonomis. Alhasil, seluruh produksi sedan dipindah ke Thailand. Lantas, karena pasar sedan di Indonesia kecil, cukup impor utuh (CBU) dari sana, memanfaatkan skema perdagangan bebas antar anggota ASEAN.

"Kalau pasarnya ada bisa produksi, tapi sedan sekarang kalau mau impor, mendingan model lain, karena sangat minim," tukas Jonfis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau