JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi potensi pergerakan nasional pada Nataru 2023/2024 mencapai 107,63 juta orang atau 39,83 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Berdasarkan hasil survei Pergerakan Masyarakat pada Masa Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan tahun 2023, mayoritas bakal bepergian menggunakan transportasi darat.
Diperkirakan sebanyak 26,03 juta jiwa (24,19 persen) warga akan bepergian dengan mobil pribadi. Kemudian sebanyak 20,14 juta jiwa (18,71 persen) memakai sepeda motor.
Sementara yang menggunakan kereta api antar kota ada 13,39 juta kiwa (12,63 persen), pesawat 13,38 juta jiwa (12,43 persen), bus 12,29 juta jiwa (11,42 persen), dan mobil sewa 8,31 juta jiwa (7,72 jiwa).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan, pada masa libur Nataru akan didominasi oleh pengendara motor.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan sepeda motor untuk perjalanan jarak jauh demi keselamatan.
“Kami dengan Pak Kakorlantas selalu mengimbau saudara kita yang menggunakan sepeda motor untuk mengurungkan niatnya apalagi jaraknya jauh, dan seyogyanya BUMN dan swasta bisa mengadakan mudik gratis,” ucap Budi Karya, dalam keterangan resmi, Selasa (19/12/2023).
Selain itu, Kemenhub bersama stakeholder terkait telah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi berbagai tantangan dan lonjakan pemudik.
Di samping menggelar Posko Pusat Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Kemenhub juga merumuskan kebijakan umum dan langkah-langkah lain untuk memastikan angkutan Nataru 2023/2024 berjalan lancar, aman, serta selamat.
Antara lain dengan memastikan kesiapan sarana dan prasarana transportasi, menyiapkan cadangan sarana angkutan, memastikan kelaikoperasian sarana angkutan dengan melakukan ramp check termasuk sumber daya manusianya.
Kemudian, Kemenhub juga telah mengeluarkan aturan pembatasan angkutan logistik menjelang hari puncak mudik, melakukan rekayasa lalu lintas, serta melakukan sosialisasi intensif terkait kebijakan penyelenggaraan layanan transportasi.
“Pergerakan Nataru adalah satu fenomena sosial budaya dan keagamaan. Jadi ini ujian semester kedua, semester pertamanya yaitu mudik lebaran,” ujar Budi Karya.
“Kita harus sama siaganya dengan saat lebaran. Kita sudah mengantisipasi lonjakan-lonjakan dan kita juga mengevaluasi angkutan Nataru tahun 2022/2023, alhamdulilah lancar, aman terkendali,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/20/104200915/masyarakat-diimbau-tidak-pakai-motor-buat-mudik-nataru