Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Aman Berkendara saat Kondisi Hujan Abu Vulkanik

JAKARTA, KOMPAS.com- Guyuran abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, melanda di sejumlah wilayah seperti di Boyolali, Sukoharjo, Solo, Klaten, Karanganyar dan sekitarnya.

Kondisi ini tentunya berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat, terlebih yang menggunakan kendaraan bermotor.

Adanya abu vulkanik jelas membuat jarak pandang menjadi berkurang. Bagi para pengendara, baik sepeda motor maupun mobil agar lebih berhati-hati saat berkendara melintasi guyuran abu dari gunung berapi ini.

Pasalnya dengan kondisi tersebut potensi terjadinya kecelakaan juga akan meningkat. Mengingat, kondisi jalan yang licin serta jarak pandang yang berkurang membuat pengendara harus ekstra berhati-hati.

Berikut beberapa tips aman berkendara di bawah guyuran abu vulkanik

Saat melintas di bawah daerah yang diguyur abu vulkanik jelas akan membuat kondisi jalan berubah, terutama dalam hal visibilitas berkendara.

Jarak pandang yang berkurang ini sebaiknya diikuti dengan mengurangi kecepatan kendaraannya.

Jangan pernah merasa jika jalan tersebut selalu aman dan selalu waspada dan berhati-hati.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, pengemudi harus selalu memperhatikan rambu serta jalan saat berkendara.

“Ketika marka tidak terlihat, jadikan obyek-obyek statis di pinggir jalan sebagai guide,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/3/2020).

Hal yang sama disampaikan oleh Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan.

Marcell juga mengatakan, saat terjadi hujan abu vulkanik maka visibilitas pengemudi akan berkurang.

“Harus paham dulu bahwa visibilitas pengemudi akan berkurang. Dan risiko kecelakaan meningkat 20 persen apabila visibilitas menurun,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Marcell, kemampuan pengendara lain untuk melihat kendaraan juga berkurang. Hal ini disebabkan karena debu akan menghambat pijar cahaya dari lampu.

“Selalu bersiap untuk berhenti, karena bisa saja tiba-tiba akan ada mobil yang muncul di depan anda,” katanya.

Jalanan yang diguyur hujan abu akan berdampak pada kondisi aspal itu sendiri. Partikel-partikel debu yang halus memenuhi permukaan jalan bisa menyebabkan jalanan menjadi licin.

Untuk itu, saat melintasi di kawasan yang diguyur abu dari erupsi gunung berapi sebaiknya berkendara secara pelan dan tidak agresif.

“Hindari mengemudi agresif, sehingga yang berpotensi selip dapat diminimalisir,” kata Sony.

Saat berkendara di bawah guyuran abu erupsi gunung merapi sebaiknya semua kaca jendela mobil ditutup rapat. Hal ini untuk menghindari masuknya partikel debu ke kabin mobil.

Kemudian setel AC mobil ke mode sirkulasi indoor dengan begitu kabin mobil dalam kondisi yang bersih dan tetap nyaman.

Pengemudi juga bisa menggunakan lampu untuk melakukan komunikasi dengan pengendara lainnya, terutama pengendara yang melintas dari arah berlawanan.

Maka dari itu, saat jarak pandang terbatas, sebaiknya pengemudi bisa memanfaatkan lampu untuk menjaga agar tetap aman.

“Pandangan yang terbatas memaksa kita harus menyalakan lampu penerangan, tidak hanya sebagai alat pembantu visual juga sebagai tanda bagi pengemudi lain. Dan jangan salah kaprah dengan menghidupkan lampu hazard,” ucap Sony.

Usai melintasi jalanan yang ditutupi abu vulkanik, sebaiknya pemilik mobil segera membersihkan kendaraanya. Mulai dari bagian bodi, interior maupun pada bagian mesinnya.

Hal ini salah satunya adalah untuk menjaga agar mobil dalam kondisi baik dan abu vulkanik tidak menimbulkan kerusakan. Seperti kerusakan pada cat, kaca, bodi bahkan sampai kerusakan mesin.

“Setelah melintasi debu vulkanik, segera bersihkan filter udara agar input udara ke mesin tetap terjaga dengan baik,” kata Marcell.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/03/161200815/cara-aman-berkendara-saat-kondisi-hujan-abu-vulkanik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke