Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra menjelaskan, selain iklim politik yang belum stabil, fluktuasi nilai tukar mata uang sangat mempengaruhi penjualan kendaraan secara nasional.
“2015 ini merupakan tahun yang sangat sulit. Bukan hanya kita, tapi untuk semua industri termasuk otomotif,” ujar Amel di acara Workshop Wartawan Industri dan Otomotif di Jungle Land, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/12/2015).
Menurut Amel, meski mobil Daihatsu sudah mengandung komponen lokal sampai 85 persen, tapi bukan jaminan. Pasalnya, masih banyak komponen itu yang bergantung pada pasokan bahan baku impor, sehingga bisa memperngaruhi harga logistik hingga cost produksi.
“Kondisi seperti itu yang semakin sulit, karena saat pasar sedang turun, kita tidak mungkin menaikkan harga. Justru kami meningkatkan diskon agar bisa terus terjadi pembelian,” ujarnya.
Enam Kebijakan Ekonomi
Amel melanjutkan, enam paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah belum memberikan dampak positif bagi industri otomotif. Buktinya, daya beli masyarakat masih menurun hingga November 2015.
Penjualan Daihatsu dari pabrik ke diler (wholesales) periode Januari-November 2015 ini mencapai 154.867 unit atau turun 10 persen jika dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.
“Di November lalu juga tidak lebih baik dari Oktober. Januari hingga November 2015 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu terjadi penurunan 17 persen,” katanya.
Keenam paket kebijakan tersebut, diantaranya Tax allowance, kebijakan tentang bea msuk anti dumping, bebas visa kunjungan singkat kepada wisatawan, kewajiban penggunaan biofuel sampai 15 persen, penerapan Letter of Credit untuk produk SDA, dan Restrukturisasi perusahaan reasuransi domestik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.