Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yamaha Indonesia Ekspor R25 ke Jepang

Kompas.com - 01/06/2014, 10:40 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Indonesia telah didaulat menjadi basis ekspor R25 untuk memenuhi permintaan pasar global. Wakil Presiden Direktur Eksekutif Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Dyonisius Beti, mengungkapkan, pasar utamanya adalah Jepang, kemudian negara-negara berkembang, dan Eropa.

Salah satu alasan kuat Indonesia dipercaya, sebab produk yang dihasilkan punya kualitas nomor wahid. Kapasitas produksi per bulan buat sepeda motor sport berjubah kelas 250 cc tersebut adalah 2.000 unit. Porsinya dibagi dua, 1.000 unit buat domestik, sisanya ekspor.

“Kandungan lokal R25 mencapai 94 persen, mesin juga sudah lokal. Sisanya hanya tinggal komponen seperti ban dan yang lainnya. Kualitas barang produksi Yamaha Indonesia sudah memenuhi standar dunia. Bahkan kalau di Jepang, mereka sangat detail, sedikit saja ada yang salah mereka rewel. Sebenarnya pasar Jepang itu lebih sulit daripada Eropa ataupun Amerika Serikat,” papar Dyon.

Kesepakatan
Dijelaskan, selain sebagai basis produksi, Indonesia juga diplot sebagai basis pengembangan. R25 hanya langkah awal. Nantinya tidak hanya 250 cc, ada peluang merambah ke kelas lain. Di level tertentu, butuh produk-produk yang bisa diterima konsumen global.

“Sebenarnya kita ada satu deal, kalau kita sudah ada pabrik terbesar di dunia, tantangannya kenapa kita tidak menjadi basis produksi untuk seluruh dunia. Kita minta seperti itu. Makanya diserahkan politik seperti R25. Sebenarnya produk ini kuantitinya akan besar, harga R25 di Indonesia sebenarnya terhitung kecil di Eropa,” beber Dyon lagi.

Tunda ekspor
Kendati banyak yang diungkapkan soal ekspor, fokus utama tetap di Tanah Air. YIMM memilih untuk menyelesaikan lebih dulu “hutang” kepada 2.800 konsumen yang sudah memesan R25. Distribusi unit mulai dilakukan pada Agustus, setelah produksi massal dimulai Juli.

“Terpaksa kita tunda ekspor karena hal ini. Sekarang sedang kami susun ulang, kami prioritaskan untuk domestik terlebih dahulu, karena indennya sudah melebihi target,” ujar Dyon.

Awalnya jadwal ekspor akan dilakukan pada Agustus, namun melihat antusiasme besar masyarakat Indonesia, ada kemungkinan diundur hingga 2015. Setelah ingar-bingar selesai, prediksinya permintaan menjadi normal di angka 1.000 unit per bulan, “Saya pikir kalau cuma 1.000 untuk lokal, tidak terlalu sulit untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Kita sudah siapkan 50:50, 1.000 untuk lokal dan 1.000 untuk ekspor,” tutup Dyon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com