Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Skandal, VW Pangkas Produksi dan Bonus Para Bos

Kompas.com - 01/12/2015, 11:12 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Sumber Bloomberg

Wolfsburg, KompasOtomotif – Waktu bergulir dengan berat buat Vokswagen (VW) untuk saat ini. Buntut dari kerugian yang diderita akibat skandal emisi gas buang mesin diesel, produsen mobil asal Jerman ini harus berhemat di segala sisi agar tetap eksis.

Bloomberg melaporkan (29/11/2015) bahwa VW Group teridentifikasi sedang berhemat lebih dari 1,9 miliar euro atau setara Rp 27,7 triliun. Caranya, memangkas banyak varian dan opsi pada merek-merek di bawah naungan grup VW.

Bernd Osterloh, Chief Labour Representative di VW, mengatakan kepada jurnalis di kantor pusat mereka di Wolfsburg, Jerman, (30/11/2015), saat ini perusahaan mengemban beban sangat banyak model dan varian yang tentu saja menggunakan komponen berbeda-beda.

”Hal itu (banyaknya varian) berdampak cukup kompleks dan menambah biaya. Contoh kecilnya, untuk logistik. Kami bisa memangkas biaya dengan skala besar dan tidak berbicara soal pemecatan karyawan,” kata Osterloh.

Dilaporkan juga bahwa para eksekutif dan pegawai senior akan mengalami pengurangan bonus. Langkah kecil ini ternyata cukup besar membantu perusahaan mengumpulkan uang sebanyak 5 juta euro atau setara Rp 72 miliar.

Semua itu dilakukan demi menutup kerugian perusahaan akibat skandar yang nilainya mencapai 8,7 miliar euro atau setara Rp 126,9 triliun!

VW saat ini sedang menghadapi menghadapi dilema akibat skandal emisi mesin diesel yang melibatkan lebih dari 11 juta mobil di seluruh dunia. Manipulasi emisi itu menimpa mesin yang bervariasi, dan rata-rata menjadi andalan penjualan VW di berbagai belahan bumi.

Akibatnya, permintaan konsumen atas produk VW menurun. Sebagai respons, Osterloh mengatakan bahwa perusahaan akan mengurangi output produksi untuk menghindari over supplay di pasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com