Untuk menuju Pulau Kaget, rombongan petualang harus menyandarakan Terios di dermaga Aluh di desa Aluh-aluh, Kabupaten Banjar. Setelah itu dilanjut menggunakan perahu sampan atau akrab disebut "klotok" oleh warga lokal selama 20 menit perjalanan.
Memasuki area pedesaan ini juga bukan tanpa perjuangan. Jalur pedesaan yang dihiasai sawah dengan dimensi minim membuat rombongan harus pintar menjaga laju kendaraan, belum lagi dihadapi kendaraan dari lawan arah. Lagi-lagi fitur Electrick Power Steering (EPS) pada New Terios cukup berperan memudahkan pengendara untuk bermanuver.
Dengan dimensi SUV kompaknya, ternyata New Terios masih lincah menerabas pedesaan. Sesaimpainya di lokasi, tim Terios 7 wonders langsung disambut oleh warga lokal yang sebagain termasuk Kepala RT Desa Aluh-aluh Kursani yang kemudian turut mengantar rombongan ke Pulau Kaget.
Pulau Kaget merupakan habitat primata bekantan yang unik dengan bentuk hidungnya yang khas. Sayangnya saat sampai disana kondisi rombongan sudah terlalu siang yang membuat Bekantan sulit untuk ditemui. Mereka lebih bermain di tengah dan engan berada di tepi pulau.
"Bila datang pagi saat air masih pasang kita bisa masuk menelusuri pinggir pulau. Biasanya mereka makan daun rumbai di ranting pingiran pulau, tapi kalau sudah siang mereka sudah ada di tengah dan susah untuk memancing keluar," ucap Kursani.
Bekantan, kata Kursani, menjadi primata yang dilindungi di sini. Mereka biasa hidup berkelompok dan salah satu sifatnya adalah malu atau takut, saat kita datang mereka akan menghindar.
Untuk Pulau Kaget sendiri sebenarnya merupakan delta dari kumpulan lumpur di muara sungai Barito. Ketika mengalir membawa sedimen akibat dari pengikisan tepi sungai. Dari Sedimen ini akhirnya terbentuk pulau Kaget setelah ratusan tahun lamanya.
Meski hanya bisa melihatnya dari jauh tapi ada kepuasan tersendiri bisa berkunjung langsung ke habitat asli bekantan yang menajdi binatang endemik Kalimantan.