Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Pabrik Baterai, Luhut Ungkap TKDN Kona Electric Capai 80 Persen

Kompas.com - 03/07/2024, 15:31 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi langkah Hyundai Motor Group yang menepati janjinya untuk membuat pabrik baterai di Indonesia.

Menggandeng LG Energy Solution, fasilitas terintegrasi di kawasan Karawang New Industry City (KNIC) senilai Rp 146 triliun ini bisa meningkatkan posisi Tanah Air dalam industri kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) di pasar global.

"Inisiatif dan inovatif ini menandai era baru bagi Indonesia, bukti nyata kita dapat mewujudkan masa depan energi bersih dan transportasi berkelanjutan," ucap Luhut di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

Baca juga: Hyundai Kona Electric Resmi Pakai Baterai Buatan Lokal

"Pembentukan ekosistem baterai lithium dan industri EV bisa menempatkan Indonesia sebagai pemimpin di kawasan ini sekaligus menggarisbawahi dedikasi kita untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas udara," lanjutnya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, hadirnya fasilitas yang berada di bawah joint venture PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power tersebut telah meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada produk mobil listrik Hyundai.

Terkhusus, untuk model Kona Electric yang jadi kendaraan bermotor roda empat listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) pertama di Indonesia dengan baterai buatan lokal.

"Dengan penggunaan baterai LG produksi dalam negeri pada Kona Electric, nilai TKDN BEV yang awalnya 40 persen naik jauh lebih tinggi menjadi 80 persen. Ini merupakan langkah awal untuk mendorong nilai tambah industri dalam negeri," ungkapnya.

Baca juga: Ada Pabrik Sel Baterai, Industri EV Indonesia Menang di ASEAN

Selain itu, dikatakan pula bahwa Hyundai menargetkan bisa memproduksi produk dimaksud sebanyak 50.000 unit per-tahun. Sehingga menambah kapasitas atas produksi BEV nasional.

Produksi tesebut diperkirakan dapat mengurangi impor BBM 45 juta liter setiap tahunnya dan mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun.

"Juga akan mengurangi impor BBM 45 juta liter per tahun serta penghematan subsidi BBM yang mencapai Rp 131 miliar per tahun dan akan bertambah seiring jumlah kendaraan listrik yang beredar," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
catl dan gotion dianggap belum produksi lokal ya..? pdahal sdh dipakai pd bev wuling, neta, dsb. sebagai komponen lokal. apa mungkin krn produksi baterai jenis lfp ya, jadi dimusuhin mafia tambang nikel. :)


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Israel Ancam Caplok Lebih Banyak Wilayah Gaza jika Hamas Tak Bebaskan Sandera
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau