Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Ribut antara SUV dan LCGC, Dua Stereotipe Pengguna Jalan

Kompas.com - 26/02/2024, 07:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral percekcokan dua pengemudi mobil di jalan antara pengguna mobil sport utility vehicle atau SUV ladder frame dengan mobil low cost green car (LCGC) karena masalah lane hogger.

Dalam video yang diunggah akun X, @SelebtwitMobil, terlihat pengemudi SUV ladder frame awalnya membuntuti pengguna mobil yang disinyalir merupakan Toyota Calya berjalan pelan di sisi kanan jalan.

Baca juga: Ganjil Genap Jakarta Berlaku Normal Mulai Pagi Ini

Video kemudian memperlihatkan keduanya cekcok di jalan. Keduanya adu mulut sambil sama-sama merekam kejadian pakai kamera ponsel. Adapun video yang tersebar di media sosial ialah dari sudut pandang pengguna SUV.


Pengemudi SUV tersebut merasa kesal karena perilaku pengemudi LCGC yang berjalan pelan di sisi kanan, sedangkan pengemudi LCGC kesal karena pengguna SUV bongsor tersebut dinilainya arogan, padahal bisa menyalip. Sayangnya, tidak dijelaskan secara terperinci lokasi dan waktu kejadian.

Hal menarik dari video viral itu karena membawa dua stereotipe yang sering terjadi di jalan. Pengguna LCGC dikenal kurang adab dan serampangan, sedangkan pengguna SUV besar ialah orang kaya sombong di jalan.

Baca juga: Cara Hyundai Manjakan Konsumen Mobil Listrik

"LCGC kenapa aneh2? Menurut saya karena: 1.Datang dari kaum menengah kebawah yg pengen wah dengan gaya punya mobil padahal skill nyetir dan ilmu lalulintasnya kurang atau malah g ada. 2.gengsi yg melebihi logika jadi ya nalarnya ga jalan, ugal2an dan merasa raja jalanan," tulis akun @ahw0910 dikutip Senin (26/2/2024).

"SUV Ladder Frame kenapa aneh2? Menurut saya karena: 1.Datang dari kaum OKB yg pengen wah dengan gaya punya mobil "mewah" padahal skill nyetir dan ilmu lalulintasnya kurang atau malah g ada. 2.gengsi yg melebihi logika jd ya nalarnya ga jalan, ugal2an dan merasa raja jalanan," tulis @SelebtwitMobil.

Baca juga: Honda Tidak Akan Menjual Mobil Honda e di Indonesia

Lane hogger sedang diberi pembelajaran oleh pengguna jalan lain.Tangkapan layar Lane hogger sedang diberi pembelajaran oleh pengguna jalan lain.

Terlepas dari dua stereotipe pengguna SUV bongsor dan LCGC, kasus lane hogger di Indonesia masih sering terjadi. Lane hogger merupakan pengemudi yang diam di lajur kanan tapi kecepatannya rendah.

Padahal, seperti diketahui, lajur kanan sebagai tempat mendahului kendaraan lain. Sehingga berkendara pelan di lajur kanan di jalan tol dengan kecepatan konstan merupakan tindakan berbahaya.

Baca juga: IIMS 2024 Berakhir, Ini Jadwal Gelaran IIMS 2025

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, masyarakat itu harus paham kalau lajur paling bahaya di tol adalah lajur kanan karena untuk kendaraan kecepatan tinggi.

"Kalau tidak sesuai atau pelan di lajur kanan, yang terjadi adalah tabrak belakang," kata Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.

contoh pengemudi lane hoggerinstagram.com/dashcam_owners_indonesia contoh pengemudi lane hogger

Sony menekankan, berada di lajur paling kanan sangat berpotensi celaka, terutama kalau pelan. Sayangnya, masih banyak pengguna tol yang tidak sampai pemahamannya terhadap hal tersebut.

"Gimana mereka mau paham kalau dari awal pembuatan SIM enggak ada edukasinya. Kita seperti harus terima kondisi itu selamanya, sampai hukum diterapkan benar-benar," ucap Sony.

Baca juga: Rahasia Keunggulan 3 Mobil Listrik BYD yang Ada di IIMS 2024

Menurut Sony, solusi satu-satunya adalah ketegasan dalam penindakan pelanggaran. Kalau dibiarkan saja maka masalah lane hogger ini akan terus terjadi, tidak ada yang merasa jera, sudah celaka sekalipun.

"Masyarakat melihat fasilitas (tol) berdasarkan kebutuhannya tanpa memperhatikan faktor keselamatan. Otak mereka isinya, selamat itu urusan masing-masing, bukan ilmu yang harus dipelajari untuk diterapkan," kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com