Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hyundai Sebut Perlambatan EV Global Tidak Berdampak ke RI

Kompas.com - 08/01/2024, 09:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto menyatakan bahwa penjualan mobil listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia akan terus naik dalam beberapa tahun ke depan.

Alasannya, karena proses transisi dari kendaraan berbakar bensin ke EV di Tanah Air masih dalam tahap awal. Sehingga meskipun popularitasnya di beberapa negara tengah melambat, tidak akan berpengaruh ke RI.

"Benar sekali, bahwa tahun diprediksi penjualan EV di global akan turun karena suku bunga tinggi. Tapi kita tidak akan terpengaruh karena masih dalam early stage," ucap Frans, begitu ia disapa, kepada Kompas.com, Sabtu (6/1/2024).

Baca juga: Pahami Fungsi Penyetelan Sudut Roda pada Mobil

Ilustrasi pengisian daya kendaraan listrik. Dok. Shutterstock/Scharfsinn Ilustrasi pengisian daya kendaraan listrik.

"Sementara seperti di Amerika Serikat, Eropa, sudah dalam tahap mature. Jadi pasarnya telah terbentuk dan cenderung stagnan. Logikanya sama seperti ada produk baru, pasti di awal akan naik dulu membentuk equilibrium pasar," ucap Frans, melanjutkan.

Sehingga, kata dia lagi, peluang pertumbuhan EV di Indonesia masih sangat terbuka lebar.

Bahkan dirinya memprediksi pada tahun ini porsi penjualan mobil listrik dengan berpenggerak baterai atau battery electric vehicle (BEV) akan mencapai 5 persen terhadap total penjualan nasional.

"Melihat pergerakkan pasar 2023, tren masyarakat pada pembelian kendaraan baru, hingga semakin banyaknya model yang masuk saya yakin penjualan EV pasti akan jauh lebih pesat tahun ini. Mungkin capai 5 persen market share," kata dia.

Baca juga: Rahasia BYD Bisa Kalahkan Tesla dalam Penjualan Mobil Listrik

Alasan itu pula, yang membuat banyak produsen otomotif baru masuk untuk berinvestasi membentuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Paling dekat, ada BYD dan VinFast.

Sebelumnya, beberapa produsen otomotif global memprediksi perkembangan EV di dunia akan mengalami perlambatan karena tingginya suku bunga. Tidak sedikit pula perusahaan yang menunda penetrasi investasinya.

Sebagai contoh, General Motors dan Honda yang membatalkan rencana kerja sama senilai 5 miliar dollar AS untuk mengembangkan EV berbiaya rendah bersama-sama. Padahal pengumuman baru dilakukan setahun lalu.

Pihak GM mengatakan mau memfokuskan upaya EV jangka pendek untuk memenuhi permintaan daripada mencapai target volume tertentu dahulu.

Baca juga: Musim Hujan, Waspada Filter Udara Avanza Lawas Kemasukan Air

Ilustrasi mobil listrik.SHUTTERSTOCK/BIGPIXEL PHOTO Ilustrasi mobil listrik.

Kekhawatiran soal suku bunga yang terus naik juga diucapkan CEO Tesla, Elon Musk. Membuat produsen asal AS ini memberikan diskon besar-besaran untuk beberapa produknya agar terserap pasar.

"Saya khawatir dengan tingginya tingkat suku bunga yang dihadapi. Sebagian besar orang yang membeli mobil adalah tentang pembayaran bulanan. Jika suku bunga tetap tinggi atau bahkan lebih tinggi lagi, akan lebih sulit bagi orang untuk membeli mobil," kata dia.

Dengan melambatnya permintaan kendaraan listrik, harga bahan mentah pun akan terus melemah, termasuk yang banyak digunakan dalam baterai.

Pada 2023 saja, harga litium telah anjlok 67 persen berdasarkan harga spot litium karbonat yang dinilai oleh Fastmarkets. Harga logam kobalt di CME telah turun 20 persen tahun ini dan turun lebih dari setengahnya sejak Mei tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com