JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pengemudi bus di Samarinda yang cekcok dengan pengemudi mobil ramai di media sosial. Kabarnya bermula dari bus yang mau menyalip mobil hitam, tapi malah menyerempet.
Dikutip dari Tribun Kaltim, mobil hitam tidak terima dan mau minta bus berhenti. Cuma bus tadi malah tidak berhenti saat mobil hitam ada di depannya, maka terjadilah tabrakan sampai mobil hitam lumayan ringsek.
Akhirnya kedua mobil berhenti di depan Polsek karena pengemudi bus mau mengamankan diri dari amukan massa. Cuma bisa dilihat, cekcok dengan pengemudi bus yang ada malah rugi sendiri buat pemilik mobil yang lebih kecil.
Baca juga: Jangan Panik, Lakukan Ini Saat Kehilangan Barang di Bus AKAP
View this post on Instagram
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia bilang, bus ugal-ugalan ada di mana-mana. Biasa mereka berdalih kejar setoran, sampai keselamatan diabaikan.
"Mereka enggak akan berhenti sampai kena batunya," kata Sony kepada Kompas.com, Sabtu (30/12/2023).
Sony bilang, perilaku pengemudi bus ini bisa tetap terjadi karena kurangnya hukum yang keras dan membuat jera. Buat para pengemudi lainnya, yang bisa dilakukan adalah harus mengalah, memberi ruang, dan menjauh.
Baca juga: Bakti Sosial ala Komunitas Pengguna Toyota Veloz
"Memang naif, tapi tiga hal ini yang bisa menyelamatkan, enggak ada alternatif lain. Kalau diadu, kalah bodi, mau tuntut, panjang urusannya, mau untung atau rugi, bus juga bukan milik si pengemudi," kata Sony.
Jadi, demi kebaikan dan menghindari kerugian, sampai saat ini cuma bisa mengalah, memberi ruang dan menjauh kalau bertemu dengan bus ugal-ugalan. Tidak ada solusi lain sampai ada penegakan hukum yang tegas buat para pengemudi bandel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.