Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengatasi Rasa Kantuk Saat Mengemudi

Kompas.com - 03/10/2023, 11:12 WIB
Selma Aulia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengalami rasa kantuk ketika berkendara sangatlah berbahaya, karena dapat mengurangi kewaspadaan dan reaksi pengemudi, bahkan bisa meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Oleh karena itu, sangat penting bagi pengemudi mengenali gejala kantuk, dan segera mengambil tindakan pencegahan agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant mengatakan, pengemudi harus memiliki waktu istirahat yang cukup akan tetap fokus selama mengemudi.

Baca juga: Catat, Motor Tanpa Pelat Nomor Kendaraan Bisa Disita Polisi

“Minimal 3 jam sekali istirahat di rest area. Tubuh yang capek dan mengantuk bisa memicu microsleep. Risikonya, tidak bisa menguasai kendaraan di kecepatan tinggi,” ungkap Sony beberapa waktu lalu.

Perlu diketahui, kemampuan mata melihat kondisi dan reaksi alamiah tubuh akan berkurang jika memaksakan diri. Bahkan bisa mengakibatkan mobil oleng, terpelanting, dan menabrak obyek seperti kendaraan lain atau pembatas jalan.

Sony mengatakan, seseorang hanya diperbolehkan mengemudi selama delapan jam, agar konsentrasi tetap terjaga.

Baca juga: Mengetahui Interval Jarak Tiap Rest Area di Jalan Tol

“Kondisi fisik yang bugar membuat pengendara sigap membaca kondisi. Tetap bisa memperkirakan kapan mengerem, bermanuver dan sebagainya,” jelas Sony.

Sementara itu, Jusri Pulubuhu Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting mengatakan, jika pengemudi merasa kantuk dan memaksakan diri dapat berisiko halusinasi.

Baca juga: Tips Aman Mendengarkan Musik Ketika Menyetir Mobil

“Seakan-akan ada bayangan mobil atau truk di depan mata. Akhirnya rem mendadak merespon, tidak sadar. Bisa juga banting setir dan menabrak pagar pembatas jalan tol,” ungkap Jusri beberapa waktu lalu.

Jusri menyarankan untuk beristirahat secukupnya bila kondisi badan terasa tidak enak seperti, gejala nyeri di salah satu bagian, atau kaki mengalami kesemutan.

“Walaupun mata tidak mengantuk, otot-otot juga merasakan kelelahan. Padahal sensor motorik tubuh saling berhubungan, bisa kram dan berpengaruh pada konsentrasi mengemudi,” jelas Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau