JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan salah satu penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 ialah untuk mendukung penciptaan ekosistem kendaraan listrik alias electric vehicle (EV).
Mengingat, industri tersebut kini menjadi tantangan dan perhatian seluruh negara guna menuju era netralitas karbon. Sementara Indonesia juga sudah menyatakan komitmennya untuk ikut ke arus dimaksud.
"APBN akan terus mendorong transformasi ekonomi, termasuk hilirisasi, baik untuk mobil listrik maupun baterai dan juga hilirisasi dari sisi sektor pangan," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Pengesahan RUU mejadi UU APBN 2024 yang disiarkan melalui YouTube Kemenkeu RI, Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Honda Resmikan Museum Mobil Klasik, Koleksi Langka dan Bersejarah
Selain itu, penyaluran APBN 2024 juga akan lebih fokuskan untuk menyelesaikan sejumlah program Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang belum selesai. Mengingat tahun depan merupakan periode terakhir kepemimpinannya.
"APBN 2024 juga akan terus mendorong dan mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan pelaksanaan agenda nasional paling penting, yaitu Pemilu 2024," imbuh Sri Mulyani.
Sejak 2022 hingga 2024 nanti, negara mengalokasikan anggaran Rp 75,5 triliun untuk menggarap IKN Nusantara dengan rincian, Rp 5,5 triliun pada 2022, Rp2 9,4 triliun di 2023, dan Rp 40,6 triliun pada 2024 mendatang.
Per-Agustus 2023 ini, realisasi anggaran untuk pembangunan IKN sudah menyentuh Rp6,4 triliun. Angka tersebut setara 21,8 persen dari pagu tahun ini.
Baca juga: Kendaraan Listrik Bisa Tingkatkan PDB Indonesia
Tak hanya itu, berbagai aktivitas untuk mendukung transformasi ekonomi yang sekaligus memperbaiki indeks pembangunan manusia juga menjadi perhatian.
"Pendapatan negara sebesar Rp 2.802 triliun (di 2024) akan digunakan untuk berbagai aktivitas mendukung transformasi ekonomi, menekankan, dan memperbaiki indeks pembangunan Indonesia, terutama dari sisi manusianya," kata Sri Mulyani.
"Yaitu, indeks pembangunan manusia (IPM), kemiskinan ekstrem, stunting, dan juga dari sisi tingkat kemiskinan serta pengangguran gini coefficient," lanjut dia.
Ia juga berjanji akan terus memonitor perkembangan global agar belanja negara bisa lebih terarah tahun depan dan fokus kepada masyarakat dalam kelompok 40 persen terbawah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.