Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Sebut Produksi Baterai EV Jadi Kunci Tercapainya NZE

Kompas.com - 23/08/2023, 09:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Riset Material Maju, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Evvy Kartini menyampaikan, bila produksi baterai merupakan kunci tercapainya Net Zero Emission (NZE) dengan memaksimalkan penggunaan atas energi terbarukan dan kendaraan listrik.

Sebab yang dibutuhkan pada komponen tersebut bukan hanya nikel, tetapi juga mangan, kobalt, dan lain sebagainya. Sementara semua bahan mentah itu dimiliki Indonesia.

"Kita butuh bukan cuma nikel, kita juga butuh mangan, kita butuh kobalt, dan semua ada di Indonesia," ucap dia dalam keterangannya, Selasa (22/8/2023).

Baca juga: Modifikasi Keyless buat Honda BeAT, Harga mulai Rp 800.000

Petugas saat mengecek data di layar di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas saat mengecek data di layar di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.

Evvy pun menyatakan bahwa peralihan dari kendaraan konvensional berbahan bakar fosil ke kendaraan elektrik memiliki banyak manfaat, terutama dari sisi ekonomi.

Selain ramah lingkungan, kendaraan listrik bisa menekan biaya bahan bakar. Simpulan ini dapat dari survey yang dilakukan terhadap pengemudi ojek online di Tangerang Selatan.

Oleh karena itu, Evvy bersama timnya dari Kelompok Riset Baterai Pusat Riset Material Maju melakukan studi potensi energi baterai swap melaui program NEDO Batch 1, yang mempelajari bisnis model dan regulasinya.

Serta, bagaimana situasi pasarnya di Indonesia, kebijakan, standard, serta kemungkinan untuk melakukan riset engineering untuk sebuah produk, yang membuat baterai SWAP dengan satu sistem.

Perlu diketahui, sebagai bentuk aksi nyata dalam rangka mengurangi pemanasan global akibat emisi karbon, Indonesia mencanangkan akselerasi kendaraan berbasis baterai melalui Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2019.

Diperkirakan pada tahun 2030 akan ada empat belas juta kendaraan bermotor roda dua dan empat juta kendaraan bermotor roda empat yang telah berbasis baterai.

Baca juga: Budaya Motor Lawan Arah, Harus Ada Kesadaran Diri Sendiri

Baterai motor listrik Selis dan Hyundai diproduksi oleh SamsungKOMPAS.com/daafa Baterai motor listrik Selis dan Hyundai diproduksi oleh Samsung

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Fisika Kuantum BRIN, Ahmad Ridwan Tresna Nugraha menyampaikan, riset baterai menggunakan mineral lokal Indonesia untuk menunjang teknologi baterai khususnya aplikasi mobil listrik dan baterai.

"Dengan materi tersebut diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan teknologi baterai dan riset-riset yang masih hangat tentang baterai dengan beberapa jenis material yang diusulkan oleh peneliti-peneliti Indonesaia," kata dia.

"Dan mudah-mudahan dapat membuka kolaborasi dan mempromosiikan riset-riset di kelompok riset lainnya," lanjut Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com