Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harus Berkiblat pada China jika Ingin Kembangkan EV

Kompas.com - 02/08/2023, 08:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mendukung suksesi program elektrifikasi, pengamat menyarankan pemerintah untuk membuka pintu bagi perusahaan otomotif asal China, yang sudah berfokus pada industri kendaraan listrik.

Hal itu disampaikan oleh Arthur D. Little (ADL), Perusahaan manajemen konsultansi otomotif global. Pihaknya menilai, pasar EV di Indonesia, khususnya pada segmen mobil listrik, masih terlalu sepi dan minim kompetisi.

Hirotaka Uchida, ADL Head of Automotive and Manufacturing Practice ASEAN, menilai industri otomotif di Indonesia masih terlalu didominasi Jepang. Jika hal ini berlanjut, program elektrifikasi nasional akan lambat terealisasi.

“Alih-alih mengembangkan industri EV, pasar otomotif Indonesia akan tertuju pada kendaraan ICE (pembakaran minyak) atau mungkin tidak melampaui PHEV (hybrid), untuk beberapa saat,” ujarnya kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Baca juga: Masyarakat Ragu Beli Kendaraan Listrik karena Jumlah SPKLU Masih Sedikit

300 unit Air ev mulai diberangkatkan menuju Bali sebagai Official Car Partner KTT G20 dari fasilitas pabrik Wuling Motors di Cikarang, Jawa Barat. Jawa Barat (Jabar) teratas dalam realisasi investasi.Dok. Wuling 300 unit Air ev mulai diberangkatkan menuju Bali sebagai Official Car Partner KTT G20 dari fasilitas pabrik Wuling Motors di Cikarang, Jawa Barat. Jawa Barat (Jabar) teratas dalam realisasi investasi.

Dia menilai, mayoritas pabrikan Jepang masih berkiblat pada pengembangan mobil ICE untuk pasar global. Hal itu dinilai wajar, menimbang sektor tersebut menghasilkan keuntungan terbesar.

Jika Indonesia betul-betul berniat menerapkan ekosistem kendaraan listrik massal dalam waktu cepat, mengalihkan pandangan pada Industri otomotif negara yang sudah berokus pada EV, dianggap sebagai langkah tepat.

“China dan India menjadi contoh dua negara Industri yang sudah mengimplementasikan elektrifikasi massal. Banyak merek seperti Geely, BYD, Great Wall, dan semacamnya yang memiliki potensi untuk mengisi (sektor otomotif di Indonesia),” ucap dia.

Munculnya keberagaman produk mobil listrik di pasar Indonesia akan memunculkan persaingan antar merek.

Baca juga: Ini 5 Tantangan bagi Indonesia dalam Percepatan Elektrifikasi

Mobil listrik Neta Uist Mobil listrik Neta U

Hal itu dianggap sebagai cikal bakal pengembangan lebih lanjut, yang pada akhirnya akan menguntungkan konsumen.

“Secara program pemberian subsidiary dan pemberlakuan TKDN, Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Langkah selanjutnya adalah persoalan bagaimana memperluas program tersebut ke lebih banyak merek EV,” kata Hirotaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com