Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Konsesi Dinilai Penghinaan buat Honda dan Yamaha

Kompas.com - 30/07/2023, 08:41 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Honda dan Yamaha menjadi dua pabrikan yang terpuruk performanya pada MotoGP musim ini. Bahkan, muncul wacana untuk memberikan status konsesi pada kedua pabrikan tersebut. Namun, ada juga yang menilai itu sebagai penghinaan.

Dengan status konsesi, maka suatu pabrikan akan mendapatkan keuntungan lebih dibandingkan tim pabrikan lainnya. Tapi, status ini diberikan kepada pabrikan yang belum kompetitif.

Baca juga: Motor MotoGP Bakal Dilengkapi Alat Pemantau Tekanan Ban

Beberapa keuntungannya, seperti dapat jatah mesin lebih banyak, mesin tidak disegel, pengembangan mesin bisa dilakukan di musim yang berjalan, jatah wildcard lebih banyak, pebalap tes bebas memilih sirkuit, jatah pengetesan juga lebih banyak.

Fabio Quartararo saat berlaga pada MotoGP Argentina 2023 di Sirkuit Termas de Rio Hondo@mj_photogp Fabio Quartararo saat berlaga pada MotoGP Argentina 2023 di Sirkuit Termas de Rio Hondo

Sehingga, pabrikan yang mendapat status konsesi bisa lebih cepat mengejar ketertinggalan dari pabrikan lainnya. Status ini akan dicabut jika pabrikan tersebut sudah mengumpulkan enam poin.

Juara pertama mendapat tiga poin, juara kedua mendapat dua poin, dan juara ketiga mendapat satu poin. Jika selama dua tahun tidak mencapai enam poin, maka musim berikutnya akan dimulai lagi dari nol.

Baca juga: Stoner Sudah Buktikan Motor MotoGP Tanpa Winglet Tetap Kompetitif

Untuk membantu Honda dan Yamaha keluar dari keterpurukan, Direktur Olahraga MotoGP Carlos Ezpeleta, memiliki rencana untuk memberikan status konsesi kepada Honda dan Yamaha. Tentunya, dengan mengubah aturan yang berlaku.

Alex Rins saat berlaga pada MotoGP Italia 2023Dok. @alexrins Alex Rins saat berlaga pada MotoGP Italia 2023

Namun, beberapa pihak merasa usulan tersebut kurang tepat. Dengan memberikan status konsesi terhadap Honda dan Yamaha, maka sama saja melakukan penghinaan, mengingat kedua pabrikan ini pernah lama mendominasi di MotoGP.

"Konsesi bukanlah pendekatan yang tepat. Para orang Jepang itu juga tidak menginginkannya, karena proses seperti itu sama saja dengan penghinaan," ujar Stefan Pierer, CEO KTM, dikutip dari Speedweek.com, Sabtu (29/7/2023).

Franco Morbidelli saat berlaga pada MotoGP Argentina 2023 di Sirkuit Termas de Rio Hondo@mj_photogp Franco Morbidelli saat berlaga pada MotoGP Argentina 2023 di Sirkuit Termas de Rio Hondo

Menurutnya, usulan seperti itu bisa melukai kehormatan para orang Jepang. Namun, Stefan menyarankan agar Honda dan Yamaha diberikan waktu pengetesan lebih lama untuk bisa kompetitif lagi.

Menurut regulasi saat ini, status konsesi bisa diberikan jika pabrikan tidak mendapatkan podium satu pun dalam satu musim. Tapi, Honda dan Yamaha sudah merasakannya di musim ini.

Sprint Race MotoGP Perancis 2023 di Sirkuit Le Mans, Sabtu (13/5/2023). Selanjutnya, balapan utama akan berlangsung malam ini pukul 19.00 WIB. Terkini, para pebalap akan tampil pada Sprint Race MotoGP Jerman 2023 di Sirkuit Sachsenring, Sabtu (17/6/2023) malam WIB.AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER Sprint Race MotoGP Perancis 2023 di Sirkuit Le Mans, Sabtu (13/5/2023). Selanjutnya, balapan utama akan berlangsung malam ini pukul 19.00 WIB. Terkini, para pebalap akan tampil pada Sprint Race MotoGP Jerman 2023 di Sirkuit Sachsenring, Sabtu (17/6/2023) malam WIB.

Muncul kekhawatiran jika Honda dan Yamaha tidak juga kompetitif, keduanya akan hengkang dari MotoGP, seperti yang dilakukan Suzuki.

"Saya pikir diskusi saat ini tentang peraturan tersebut masuk akal. Sekarang kita tunggu dan lihat apa yang akan terjadi. Penting bagi kami untuk mempertahankan dua pabrikan Jepang di kejuaraan," kata Stefan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com