Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Event Trabasan, Indonesia Harus Banyak Contoh Negara Tetangga

Kompas.com - 15/03/2023, 10:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Acara trabasan di Ranca Upas, Bandung, Jawa Barat, belum lama ini memang jadi sorotan. Selain ada aksi protes peserta, ada juga warga yang marah karena lahan miliknya rusak total setelah event.

Tentu saja kejadian yang bersenggolan dengan warga tidak mau terjadi, apalagi sampai ada pihak yang dirugikan. Tapi sayangnya, oknum pembuat acara di Indonesia, terutama acara adventure trail masih belum bisa merawat lingkungan dengan baik.

Offroader dari Serigala Rider Wisnu Guntoro Adi memberi pesan kepada para event organizer untuk meniru acara trabasan yang ada di Malaysia. Secara kondisi lingkungan, memang mirip-mirip dengan Indonesia.

Baca juga: Masalah di Ranca Upas, Perhatikan Ini kalau Bikin Event Motor Trail

Terkait Izin penyelenggara event motor trail yang rusak kawasan Savana Edelweis Rawa di Kampung Cau Ranca Upas, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pihak pengelola mengaku telah mengarahkan panitia penyelenggara agar menempuh perizinan dari pelbagai elemen.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Terkait Izin penyelenggara event motor trail yang rusak kawasan Savana Edelweis Rawa di Kampung Cau Ranca Upas, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pihak pengelola mengaku telah mengarahkan panitia penyelenggara agar menempuh perizinan dari pelbagai elemen.

"Mereka kalau habis pakai jalur hutannya, punya anggaran untuk memperbaiki jalur yang dilewati, itu enggak ada sampah yang tersisa, banner-banner menempel, di hutan harus clean," kata pria yang akrab disapa Gareng kepada Kompas.com, belum lama ini.

Bahkan, untuk lintasan bantuan yang dibuat memudahkan peserta dibongkar lagi setelah acara. Jadi kondisi alam kembali ke tampak semula, sebelum diadakan event trabasan.

"Jadi selain dengan pohon, alam, hewan, tapi juga paham dengan ekosistem kita membutuhkan pemeliharaan, bukan merusak," kata Gareng.

Baca juga: Cerita Pengalaman Buruk Pemilik Rental Motor Bali karena Ulah WNA


Kalau berkaca ke kejadian di Ranca Upas, seharusnya panitia datang ke warga sebelum video pemilik lahan marah. Datang menghampiri maksudnya untuk menunjukan rasa tanggung jawabnya.

"Marah orang tidak bisa dihindari, kita sudah merusak, tapi kita datang setidaknya. Bisa bikin statement bersama, bahwa apa yang mereka lakukan akan dicoba perbaiki," kata Gareng.

Memang, memperbaiki apa yang sudah dirusak sulit untuk bisa kembali ke kondisi semula. Tapi melakukan hal tersebut penting dilakukan untuk mengajarkan ke yang lain kalau harus memperbaiki masalah yang dibuat, bukan kabur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau