Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejatinya Pencinta Motor Trail adalah Orang Paling Sabar

Kompas.com - 13/03/2023, 12:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi para peserta event motor trail di Ranca Upas yang protes terhadap panitia belum lama ini cukup mendapatkan perhatian. Terjadi berbagai aksi anarkistis, bahkan sampai membakar motor hadiah karena protes.

Para penduduk setempat juga protes karena kerusakan jalan yang dilakukan peserta yang tidak sabaran, memotong jalur di luar arahan panitia.

Offroader dari Serigala Rider Wisnu Guntoro Adi atau biasa disapa Gareng mengatakan, dahulu, pencinta motor adventure trail dikenal sebagai orang paling sabar, tolong-menolong, dan tenggang rasa.

Baca juga: Dianggap Merusak Alam, Pegiat Motor Trail Mesti Evaluasi Diri

Motor trail yang sudah dimodifikasi dengan berbagai komponen aftermarketIstimewa Motor trail yang sudah dimodifikasi dengan berbagai komponen aftermarket

Mengingat ketika di jalanan atau lintasan, tentu banyak rintangan yang sulit dilewati. Oleh karena itu, perlu yang namanya rasa sabar, apalagi olahraga trabasan ini sangat memakan energi.

"Kalau enggak sabar, enggak bisa main trail. Mental capek dan orangnya ngotot, biasa enggak punya teman, enggak ada yang mau ngajak dia main lagi di jalur," kata Gareng kepada Kompas.com, belum lama ini.

Jadi, menurutnya, orang yang awet main di trail, mereka supersabar, suka tolong-menolong, dan punya tanggang rasa. Mereka tidak akan meninggalkan temannya di lintasan kalau dia lambat.

Baca juga: Gara-gara Karpet, Garansi Innova Zenix Hybrid Bisa Hangus


"Dia juga enggak akan marah-marah ke warga atau merusak, dia tahu dia akan kembali lagi ke situ. Jadi enggak mungkin meninggalkan jejak buruk, anak trail sejati paham betul," ucap Gareng.

Lalu, untuk yang cuma dadakan hobi trail, menurut Gareng, tidak akan bertahan lama. Mereka cuma getol di beberapa bulan pertama, tetapi mulai jarang ikut ketika mau masuk satu tahun.

"Rata-rata orang main trail kalau cuma hobinya dadakan itu enggak sampai dua tahun. Empat bulan pertama kencang mainnya, tapi enggak sampai satu tahun mulai jarang, dua tahun hilang," kata Gareng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com