Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bisa Masuk Rantai Pasok Utama di Era Kendaraan Listrik

Kompas.com - 31/01/2023, 15:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko meyakini Indonesia bisa masuk ke rantai pemasok utama komponen industri kendaraan listrik global, seperti di baterai dan dinamo untuk mobil dan sepeda motor listrik.

Keyakinan tersebut, disampaikannya usai meninjau produksi kawat enamel PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (PT SUCACO Tbk), di Bekasi, Jawa Barat, Senin (30/1/2023).

"Saya lihat industri lokal kita sudah siap untuk memproduksi dengan jumlah besar. Ini modal kita untuk bisa menjadi rantai pasokan komponen kendaraan listrik secara global," kata Moeldoko dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Kemenperin: Ekspor Mobil 2022 Jadi Pahlawan Devisa

Moeldoko mengakui, untuk menjadi pemasok komponen kendaraan listrik tentu tidaklah mudah. Di Asia, Indonesia harus bersaing dengan China yang sudah lebih dulu memulai perkembangan kendaraan listrik.

Untuk itu, pemerintah saat ini terus mempercepat pembangunan ekosistem kendaraan listrik agar bisa segera ikut menjadi pemain dalam industri kendaraan listrik di kancah global.

"Pembangunan ekosistem kendaraan listrik ini dari hulu sampai hilir sehingga semua terintegrasi. Tentunya pemerintah akan bersinergi dengan swasta," jelas Moeldoko.

Indonesia sendiri, telah menyatakan kesiapannya memasuki era elektrifikasi kendaraan bermotor melalui Perpres No 55/2019 tentang Percepatan Pembangunan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Baca juga: Masuk Era Kendaraan Listrik, SDM Indonesia Harus Sudah Siap

Kemudian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menginstruksikan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, sampai jajaran kementerian untuk mulai mengganti kendaraan dinasnya jadi listrik (Inpres No.7/2022).

Beberapa waktu lalu Jokowi pernah menyatakan 60 persen kendaraan listrik dunia, akan bergantung pada ekosistem baterai terintegrasi Indonesia, yang sekaligus memiliki nikel, bauksit, dan timah. Tetapi diakui, Indonesia masih kekurangan lithium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
kalau mau masuk baiknya beli perusahaan2 eropa yg mau kolaps spt volvo, mg atau beli sahama mayoritas toyota dsb atau beli ladang sdanya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau