JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis pasokan cip semikonduktor dapat menjadi hambatan pada akselerasi penggunaan kendaraan bermotor listrik. Sebab, komponen tersebut masih dikuasai beberapa negara saja, sementara permintaannya akan terus meningkat.
Dijelaskan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sejatinya penggunaan cip semikonduktor pada suatu kendaraan tak terlalu banyak. Tapi seiring berkembangnya teknologi, komponen ini jadi penting.
"Pemakaian part ini cukup banyak di mobil listrik. Sebabnya kita mendekatkan diri ke para pengusaha cip semikonduktor agar mendapatkan kuota lebih lagi," ucapnya belum lama ini.
Baca juga: Memanaskan Mesin Mobil Matik Sebaiknya Posisi Tuas di P atau N?
Nangoi mengatakan, Indonesia sekarang belum memiliki kemampuan untuk melakukan produksi cip semikonduktor dengan mandiri. Sebab, prosesnya sangat rumit dan juga membutuhkan investasi besar.
Sedangkan penggunaan cip semikonduktor, tidak hanya pada sektor otomotif saja tapi elektronik seperti komputer dan lain-lain. Sehingga produksinya tidak bisa dibebankan hanya pada manfaktur kendaraan bermotor saja.
"Tahun lalu kita cukup berdampak (karena keterbatasan pasokan cip semikonduktor). Saya dengan kabar saat ini kurang bagus juga bahwa semikonduktor akan mengalami kelangkaan lagi karena kemarin ada kebakaran besar (pabrik) di China," kata Nangoi.
Baca juga: Mobil Listrik Keranjingan Cas Cepat, Usia Baterai Semakin Pendek
Tapi ia berharap, kejadian tersebut tidak terlalu berdampak bagi suplai ke Tanah Air. Pasalnya beberapa negara yang membuat cip semikonduktor saling berhubungan menyalurkan hasil produksinya ke seluruh dunia.
“Kalau Asia banyak (pabrik) dari China dan Taiwan. Kemudian ada di Eropa juga Amerika, tapi biasanya suplai dunia dipegang beberapa negara ini, jadi kalau di Taiwan berhenti bukan berarti kawasan Asia benar-benar mati,” ujar dia.
Diketahui, pada tahun lalu sektor otomotif dunia tengah mengalami penurunan produksi sebagai dampak krisis pasokan cip semikonduktor. Ini salah satunya disebabkan adanya kebakaran pabrik cip semikonduktor di China.
Kemudian, diperparah dengan berlangsungnya perang senjata antara Ukraina dan Rusia hingga sekarang. Selain itu masih panasnya kondisi di timur tengah.
“Saat ini yang kita perlukan alokasi, sebab kami membutuhkan barangnya banyak sekali. Namun konsumen terbesarnya adalah bidang elektronik seperti komputer dan lain-lain, jadi kita pemakai baru,” ujar Nangoi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.