JAKARTA, KOMPAS.com - Jorge Lorenzo kembali menang di pengadilan melawan petugas pajak asal Spanyol. Legenda MotoGP itu sebelumnya dicecar untuk membayar lebih dari 11 juta euro untuk pendapatannya pada musim 2016.
Otoritas pajak menginginkan Lorenzo membayar 11 juta euro atau Rp 180 miliar, dengan rincian 7,8 juta euro atau Rp 128 miliar untuk pendapatan pribadinya pada 2016, ditambah denda 3,6 juta euro atau setara Rp 59 miliar.
Baca juga: Tindak Tegas Pengendara yang Copot Pelat Nomor buat Hindari ETLE
Namun, pengadilan ekonomi administratif regional Catalonia, Spanyol, akhirnya memenangkan Lorenzo, sebab juara dunia MotoGP tiga kali itu berhasil berargumen bahwa saat itu dia tinggal di Swiss.
Adapun petugas pajak Spanyol tidak dapat membuktikan bahwa Lorenzo berada di Spanyol selama 2016.
"Dari 18 balapan yang membentuk kejuaraan, empat berlokasi di Spanyol dan tidak ada di Swiss," kata otoritas pajak Spanyol, dikutip dari Crash.net, Jumat (6/1/2023).
Petugas pajak Spanyol hanya dapat membuktikan bahwa Lorenzo berada di Spanyol selama 168 hari pada tahun 2016. Sedangkan hal itu di bawah ambang batas yaitu 183 hari bagi seseorang untuk membayar pajak.
Baca juga: Fokus Atasi Balap Liar, Polisi Berharap Area Drag Race Makin Banyak
Lorenzo berdalih pada 2016 ada waktunya dia tetap berada di Spanyol sebab sebagai pebalap tidak bisa memilih lokasi balapan MotoGP. Sedangkan dalam satu musim ada empat balapan di Spanyol.
Ini adalah kedua kalinya Lorenzo menang di pengadilan melawan petugas pajak Spanyol.
Sebelumnya pada 2021 Lorenzo juga dikejar petugas pajak dengan total lebih dari 35 juta euro untuk penghasilannya antara 2013 dan 2015.
Saat itu diputuskan bahwa periode 2013-2015 Lorenzo tinggal di Swiss sehingga tidak perlu membayar pajak penghasilan ke Spanyol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.