Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Bus Listrik Jadi Angkutan Penumpang selama KTT G20

Kompas.com - 13/11/2022, 11:01 WIB
Serafina Ophelia,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kendaraan listrik mulai dari kendaraan roda dua hingga roda empat telah disiapkan untuk mendukung mobilitas selama perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, 15-16 November 2022.

Selain motor listrik dan mobil listrik, disiapkan juga 30 unit bus listrik merah putih yang nantinya akan digunakan sebagai angkutan pengumpan atau shuttle untuk para delegasi dan peserta KTT G20.

Baca juga: Pembangunan Proving Ground Bekasi Dimulai Usai KTT G20

“Saya menjajal bus listrik karya anak bangsa, hasil kolaborasi antara Kemenhub, Kemenristek Dikti, INKA, dan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Tingkat komponen dalam negeri bus listrik ini sudah lebih dari 50 persen. Ini merupakan hasil perjuangan kita,” ucap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dikutip dari dephub.go.id, Minggu (13/11/2022).

Budi memaparkan, unit bus listrik yang digunakan untuk KTT G20 ini nantinya akan digunakan sebagai angkutan massal perkotaan di Kota Bandung, Surabaya, dan Bali. Melalui program buy the service (BTS) dari Kemenhub, dan nantinya dioperasikan oleh Damri.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Perhubungan RI (@kemenhub151)

Baca juga: Modifikasi Bus Tingkat Jadi Rumah Berjalan

30 unit bus listrik ini terdiri dari bus sedang dan bus besar. Bus-bus ini akan beroperasi di sejumlah wilayah, seperti Nusa Dua, daerah sawanvan, Samabe, serta kawasan venue KTT G20.

Jadwal operasional yang direncanakan untuk bus listrik ini adalah 11-17 November 2022, dengan jam operasional mulai pukul 06.00 WITA sampai dengan 22.00 WITA.

Selain bus listrik merah putih, ada juga bus listrik dari Universitas Indonesia dan juga sejumlah produsen otomotif dalam negeri. Sehingga totalnya, ada 41 unit bus listrik sedang dan besar.

Penggunaan kendaraan listrik sendiri menjadi salah satu bukti komitmen Indonesia dalam mewujudkan transisi energi dari fosik ke energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.

Ini adalah upaya bersama negara-negara di dunia untuk mengatasi krisis energi dan menangani perubahan iklim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com