Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Tambang Minat dengan Truk Listrik Mercedes-Benz

Kompas.com - 16/09/2022, 14:43 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Mercedes-Benz Truck dan Bus di Indonesia memang belum menawarkan truk listrik di lini produknya.

Padahal, kalau lihat ke negara asalnya, yakni Jerman, Daimler sudah menguji coba eActros, truk listrik dari Mercedes-Benz. Bahkan, sebentar lagi akan keluar versi long haul atau jarak tempuh lebih jauh.

Walaupun belum dijual di Indonesia, ternyata truk listrik dengan merek Mercedes-Benz ini sudah diminati berbagai perusahaan tambang. Bahkan, sudah ada yang meminta DCVI mendatangkannya ke sini.

Baca juga: Berbagai Kendala Truk Listrik Daimler Belum Diperkenalkan di Indonesia

Faustina, Head of Production and Marketing PT DCVI, mengatakan, kebanyakan perusahaan meminta truk listrik. Namun, sebenarnya ada beberapa pertimbangan kenapa belum juga dijual.

"Mereka (perusahaan tambang) bisa beli dan bisa bangun sendiri (charging station), tapi masalahnya overload gila-gilaan. Truk listrik ini seberapa besar kekuatannya kita belum tahu, ini yang buat kita maju mundur," kata Faustina di Jakarta, Kamis (16/9/2022).

Faustina menceritakan, dua atau tiga tahun lalu sudah ada perusahaan tambang di Kalimantan yang berminat memboyong truk listrik dari Mercedes-Benz. Memang seharusnya bisa, cuma masih ada pertimbangan lainnya.

Baca juga: Daftar Harga Mobil Listrik di Indonesia, Mulai Rp 200 Jutaan


"Harusnya bisa, tapi contoh sederhana saja, di tambang itu AC harus nyala terus, kalau buka jendela debu masuk. Truk listrik kalau di Eropa itu kan dingin, AC enggak perlu nyala terus dan baterai jadi awet," ucap Faustina.

Dia menjelaskan, kalau AC menyala terus pada truk listrik, bisa ada pengurangan baterai sebesar 30 persen. Selain itu, ada juga pertimbangan soal balik modal saat memakai truk listrik di area tambang.

"Tambang itu kan truk running sekitar 20 jam. Artinya dengan pakai truk listrik, muatan harus lebih kecil, enggak bisa overload. Lalu, running time diperpendek karena ada charging time, akan seberapa lama perusahaan bisa balik modal, itu yang kita belum tahu," ucap Faustina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jelang Laga Kontra Bahrain Kluivert Coret 5 Pemain Timnas, Siapa Saja?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau