YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Istilah remap ECU sering terdengar di kalangan awam, bahkan di berbagai iklan di media sosial juga banyak berseliweran.
Katanya, remap ECU bisa menaikkan tenaga mesin, dan bisa menghilangkan batasan kemampuan mesin dari setelan pabrik.
Sementara itu, remap ECU diketahui hanya mengubah data perangkat lunaknya saja. Lantas, sebenarnya apa saja sih yang dilakukan dalam remap ECU tersebut?
Baca juga: Tarikan Mesin Berat, Pilih Remap ECU atau Memaksimalkan Standar?
Pemilik Aha Motor Spesialis Nissan & Datsun Hardi Wibowo, mengatakan isi remap ECU bisa beragam, tergantung alat yang digunakan untuk menyetel.
“Untuk remap ECU itu sendiri, isinya tergantung dari alat yang digunakan, yang paling sering sih melakukan ubahan durasi penyemprotan bahan bakar di injektor, kemudian pengapian, terus ada beberapa item pada sektor torsi dan tenaga,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Kamis (1/9/2022).
Dia mengatakan dari durasi penyemprotan bahan bakar tersebut dapat menentukan jumlah bahan bakar yang nantinya akan masuk ke ruang bakar.
Baca juga: Siapkan Dana Segini untuk Remap ECU Mobil
“Dari jumlah bahan bakar tersebut harapannya mesin bisa menjadi lebih responsif, begitu pedal gas diinjak sedikit putaran mesin sudah naik, jadi tarikan mesin lebih enteng,” ucap Hardi.
Dia mengatakan ada juga ubahan batas kemampuan mesin dalam mencapai putaran tinggi, sehingga mesin menjadi lebih panjang napasnya.
“Batasan putaran mesin, itu bisa diubah menjadi lebih tinggi, dari bawaan pabrik yang hanya bisa mencapai 8.000 sampai 9.000 bisa diubah menjadi 9.000 hingga 10.000 rpm,” ucap Hardi.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Remap ECU Bikin Tenaga Mesin Mobil Bertambah?
Dia mengatakan ubahan batasan putaran mesin ini membuat mesin mampu berputar lebih cepat dari bawaan pabrik. Tapi, setelan ini tidak bisa sembarangan atau diubah terlalu tinggi tanpa perhitungan.
“Banyak yang bisa diubah datanya, itu mudah saja, tapi yang sulit itu menyetel mesin yang proporsional, selain bisa membuat mesin lebih responsif, kami juga berupaya menjaga emisi gas buang yang dihasilkan tetap ideal,” ucap Hardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.