TANGERANG, KOMPAS.com - Krisis cip semikonduktor masih menjadi kendala untuk para APM menjual produknya. Bahkan ada yang membatalkan pesanan customer karena krisis masih terjadi sampai saat ini.
Cip semikonduktor digunakan juga pada truk, mengingat saat ini berbagai teknologi canggih sudah disematkan pada kendaraan niaga tersebut. Lalu bagaimana dengan stok truk UD Trucks di Indonesia, apa terdampak krisis tersebut?
Christine Arifin, Marketing & Business Development UD Astra Motor Indonesia (UD AMI) mengatakan, penjualan UD Trucks juga sempat terkena dampaknya. Tapi per bulan Agustus, diperkirakan sudah normal.
Baca juga: Truk Brimob Harga Rp 1 Miliar, Tarik Perhatian Pengunjung GIIAS 2022
"Cuma per bulan ini sih harusnya sudah mulai normal. Kita sudah tahu isunya (krisis cip) dari tahun lalu, jadi kita sudah mulai siap-siap," ucap Christine di Tangerang, Kamis (18/8/2022).
Christine menjelaskan, UD Trucks purchasing global sudah mencari alternatif dari krisis tersebut. Jadi tujuannya agar pasokan cip untuk truk UD tetap terjaga.
"Kita sudah tahu dari tahun lalu, jadi per sekarang sudah mulai normal. Memang masih (krisis cip) dan itu bakal lama, itu kan bukan cuma karena peningatan demand aja ya semikonduktor ini, tapi karena ada pabrik terbakar, macam-macam isunya," kata dia.
Baca juga: Toyota Minta Diler Menolak Pemesanan Land Cruiser
Kalau dibahas, kendaraan niaga zaman sekarang sudah canggih dan berbagai komponennya memakai cip semikonduktor. Misalnya seperti sensor NOx, sampai instrument cluster yang sudah high tech.
"Di instrument cluster kita kan di dasbornya sudah pakai sensor semua. Misalnya driver coaching, di suruh turunkan gas, itu sensor semua, ada telematicnya juga, itu pakai sensor, pakai ECU," kata Ali Rachman, Head of Competence Development PT UD AMI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.