Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Distraksi Bisa Mengancam Keselamatan Saat Mengemudi

Kompas.com - 02/08/2022, 07:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengemudikan mobil memang keahlian yang bisa dilatih. Namun, ketika sudah bisa, bukan berarti menganggap enteng cara berkendara yang bisa menyebabkan kecelakaan.

Mengemudi adalah proses yang butuh konsentrasi tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko celaka saat ada di jalan raya.

Tetapi, ada saja hal-hal yang bisa mengurangi konsentrasi orang saat sedang mengemudi. Bahkan jika tidak bisa dikendalikan, gangguan ini bisa menyebabkan kecelakaan sampai terjadinya konflik di jalan.

Baca juga: Mengemudi Aman di Jalan Tol, Pilih Lajur Kanan atau Tengah?

Ilustrasi mengemudiunsplash/Mesha Mittanasala Ilustrasi mengemudi

Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Devensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, ketika mengemudi ada saja distraksi atau gangguan. Hal yang bisa terpengaruh bisa sampai muncul rasa cemas, frustasi, kemarahan, dan lain-lain.

"Kondisi yang tidak normal ini akan memengaruhi kemampuan persepsi di jalan. Ketika persepsi menurun, maka kemampuan motorik akan turun juga, dampaknya segala keputusan, manuver, akhirnya kualitas presisi atau akurasinya berkurang," ucapnya kepada Kompas.com, Minggu (31/7/2022).

Jusri menjelaskan, orang yang mengalami distraksi di jalan, linier dengan margin keselamatannya menurun. Jadi semakin banyak gangguan, maka risiko kecelakaan juga semakin meningkat.

Baca juga: Soal LCGC Konsumsi Pertalite, Begini Kata Daihatsu


"Distraksi salah satunya kecemasan dari internal (lupa dompet, atau ada masalah keluarga). Itu (jika terjadi) mengalami penurunan, artinya margin keselamatannya turun," ucap Jusri.

Apalagi jika melihat kondisi jalanan di luar yang begitu kacau, malah bisa membuat emosi. Sering terjadi orang yang menganggap pengguna jalan lainnya salah, emosi atau kemarahan dari situ yang menurunkan konsentrasi.

"Mengemudi itu multitugas, di saat mata melihat, kuping mendengar, bau mencium sesuatu, itu ada 1.001 macam obyek yang ada di luar kendaraan yang harus dia monitor, dan harus ada input yang dikirim ke otak dan mengambil keputusan untuk menyesuaikan dengan kondisi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com