JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak produsen mobil berlomba-lomba mengembangkan teknologi untuk membuat mobil listrik. Sebagian di antaranya memilih untuk mempertahankan mesin konvensional.
Sebelumnya, Toyota sudah mengumumkan bahwa pihaknya sedang mengembangkan mesin berbahan bakar hidrogen. Bahkan, Toyota juga mengujinya dalam ajang balap.
Baca juga: Toyota Kembangkan Corolla Cross Berbahan Bakar Hidrogen
Dikutip dari Daihatsu.com, Selasa (26/7/2022), Toyota, Subaru, Daihatsu, Suzuki, ENEOS, dan Toyota Tsusho, berkolaborasi untuk melakukan penelitian dan pengembangan terkait teknologi bahan bakar karbon netral.
Artinya, keenam pabrikan otomotif asal Jepang tersebut akan mengembangkan sumber tenaga berbasis hidrogen untuk kendaraannya. Langkah ini dilakukan untuk secepatnya membuat kendaraan tanpa emisi.
Keenam pabrikan tersebut akan melihat kemungkinan keberlanjutan bahan bakar yang diusulkan dan mencoba untuk mengoptimalkan proses produksinya.
Selain itu, juga akan mempelajari bagaimana menggunakan produk sampingan dari bahan bakar seperti oksigen serta generasi CO2 dalam produksi bioetanol.
Baca juga: Kelebihan Mobil Hidrogen dalam Penggunaan Sehari-hari
Proyek ini akan menyentuh empat komponen utama tentang bagaimana generasi kedua ini akan disusun.
Para pabrikan otomotif tersebut akan melakukan studi tentang produk sampingan serta bahan baku yang dibutuhkan untuk membantu mengolah metode dan membuatnya cukup efisien untuk bahan bakar.
Selanjutnya, mengarah pada produksi etanol itu sendiri. Prosesnya harus melewati standar internasional dan juga menetapkan standar yang baru untuk kontrol kualitas yang baik.
Terakhir, perusahaan baru juga akan fokus pada pengoperasian sistem secara keseluruhan yang terencana dengan baik. Begitu pula dengan pemanfaatan bahan bakar dalam aplikasi otomotif.
Keenam pabrikan otomotif tersebut membentuk satu badan yang bernama The Research of Biomass Innovation for Next Generation Automobile Fuels (Riset Inovasi Biomassa untuk Bahan Bakar Mobil Generasi Selanjutnya).
Proyek ini ditargetkan dapat selesai pada 2040. Banyak yang meyakini jika teknologi tersebut sudah selesai dikembangkan, efeknya akan lebih besar dibandingkan pada zaman dulu ketika mesin pembakaran internal menggantikan mesin uap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.