Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Sebut Sopir Jadi Faktor Terbesar Penyumbang Kecelakaan Bus

Kompas.com - 08/06/2022, 14:27 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bus tengah mendapat sorotan yang masif akhir-akhir ini, karena sering mengalami kecelakaan lalu lintas.

Setiap peristiwa yang melibatkan bus selalu menyita perhatian, pasalnya insiden angkutan umum ini kerap memakan korban jiwa yang tidak sedikit.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, sopir atau pengemudi jadi faktor penyumbang kecelakaan bus terbesar.

Baca juga: Sudah Tahu soal Air yang Ada di Toilet Bus Berasal dari Mana?

TERGULING--Aparat Satlantas Polres Madiun melakukan olah tempat kejadian perkara kecelakaan bus Sugeng Rahayu terguling di ruas jalan  Surabaya-Madiun , Km 155-156,  Desa Jerukgulung,  Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (31/5/2022) siang. KOMPAS.COM/Dokumentasi Polres Madiun TERGULING--Aparat Satlantas Polres Madiun melakukan olah tempat kejadian perkara kecelakaan bus Sugeng Rahayu terguling di ruas jalan Surabaya-Madiun , Km 155-156, Desa Jerukgulung, Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (31/5/2022) siang.

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya pengemudi bus atau sopir kendaraan besar dibekali dengan kualifikasi yang mumpuni.

“Dalam setiap kecelakaan, faktor driver adalah penyumbang terbesar. Catatan kami, 61 persen penyumbang kecelakaan dari driver-nya,” ujar Kasudbit Manajemen Keselamatan Kemenhub Heri Prabowo, dalam webinar ‘Keselamatan Angkutan untuk Wisata Nyaman’ (8/6/2022).

Selain itu, Heri juga menyimpulkan beberapa kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan tingginya korban jiwa.

Baca juga: Video Viral, Bus Ditahan di SPBU karena Ada yang Buang Air

“Fatalitas ini tergantung dari beberapa faktor, misalnya kecepatan kendaraan, jenis-jenis tabrakan atau kecelakaan yang terjadi, apakah dia terguling atau masuk jurang, atau menabrak sesuatu yang besar,” ucap Heri.

“Itu adalah faktor-faktor yang menyumbang banyaknya korban kecelakaan. Tentu saja adalah karena banyaknya penumpang di dalam kendaraan yang terlibat itu,” kata dia.

Sementara itu, meningkatkan kecelakaan bus akhir-akhir ini tidak hanya disebabkan karena faktor sopir. Namun juga karena melonggarnya aturan PPKM, yang membuat lonjakan mobilitas masyarakat.

Baca juga: Aksi Adang Truk Makin Marak, Berujung Kematian Anak atau Remaja

Suasana di Terminal Bus Tipe IA Blitar pada hari keenam lebaran, Sabtu (7/5/2022)Dok. Terminal Blitar Suasana di Terminal Bus Tipe IA Blitar pada hari keenam lebaran, Sabtu (7/5/2022)

“Memang di awal tahun 2022 ini kejadian seperti berurutan. Ini sesuatu yang unpredictable juga. Tentunya dari kami tidak mengharapkan kecelakaan itu terjadi,” kata Heri.

“Namun memang mobilitas masyarakat lebih banyak dibandingkan dua tahun lalu saat pandemi, sehingga ada euforia kebebasan. Ini yang kemudian mendorong mobilitas masyarakat makin tinggi. Dan salah satu dampak yang tidak bisa kita hindari adalah terjadinya laka ini,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau