Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Kecelakaan, Jam Operasional Sopir Bus Harus Jelas

Kompas.com - 30/05/2022, 09:12 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu faktor penyebab dari kecelakaan kendaraan besar seperti bus dan truk adalah kelalaian pengemudi.

Berbeda dengan pekerja kantoran, pengemudi bus dan truk tidak punya jam kerja yang pasti. Oleh sebab itu, ada saja sopir yang sudah kelelahan namun tetap memaksakan diri untuk menyetir.

Hal ini tentu sangat berbahaya, sebab bisa mengakibatkan kecelakaan serta membahayakan pengguna jalan lainnya.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, rata-rata perusahaan angkutan barang atau orang tidak ada jam kerjanya, kalau bisa 24 jam lebih bagus karena mengejar ritase.

Baca juga: Jangan Gaya-gayaan Beli Pelat Putih Secara Online, Tidak Sesuai Spek

Namun dirinya mengingatkan, bahwa manusia memiliki keterbatasan kemampuan fisik dan mental.

“Perlu diingat kalau manusia itu bukan robot,” ucap Sony belum lama ini kepada Kompas.com.

Seorang sopir dan kondektur terlelap di bagasi bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang berada di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (6/5/2022). KOMPAS.com/ Tatang Guritno Seorang sopir dan kondektur terlelap di bagasi bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang berada di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (6/5/2022).
Sony menambahkan, pengemudi yang memaksakan diri saat kelelahan bisa memengaruhi fokus, refleks, dan kemampuan dalam pengoperasian kendaraan. Hal tersebut yang membuat pengemudi menjadi penyebab kecelakaan di jalan raya.

“Dibutuhkan ritme mengemudi dan beristirahat yang berkala, maksimal empat jam lalu istirahat maksimal 30 menit,” katanya.

Baca juga: Bintang Formula E Pascal Wehrlein, Mantan Rekan Setim Rio Haryanto di F1

Sony juga menyarankan Dinas Perhubungan (Dishub) agar membuat suatu sistem agar pengemudi bisa beristirahat secara berkala, seperti checkpoint di setiap perjalanan, sehingga kendaraan umum wajib berhenti.

“Hal itu bisa menghambat terjadinya kecelakaan, mau ngebut juga harus berhenti di kilometer berikutnya, seperti time rally,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau