Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak yang Belum Paham Risiko Truk ODOL Dipaksa Beroperasi

Kompas.com - 03/03/2022, 10:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu video yang diunggah oleh akun Instagram @dashcamindonesia memperlihatkan truk dalam kondisi over dimension dan over load (ODOL) oleng saat melintas di perlintasan kereta api.

Status ODOL bisa terlihat dari dimensi barang bawaan truk tersebut yang jauh melebihi batas kendaraan niaga secara normal.

Terkait hal itu, Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan bahwa truk tersebut sudah masuk dalam kategori ODOL.

Baca juga: Tindak Over Speed dan ODOL, Ini Lokasi Tilang Elektronik di Jalan Tol

“Over dimension itu bisa karena by design, bisa karena by operation. By design jika konstruksi kendaraannya yang diubah, by operation konstruksi kendaraannya tetap tapi muatannya melebihi batasan maksimum dimensi,” ucap Wildan belum lama ini kepada Kompas.com.

Tentu saja truk ODOL berisiko menyebabkan kecelakaan. Tak hanya itu, Wildan pun menegaskan bahaya pengoperasian truk tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dashcam Indonesia (@dashcamindonesia)

“Bahaya kelebihan muatan ini adalah pada kecepatan maksimum yang sangat rendah (maksimal di tol 40 kpj), ini yang menyebabkan tabrak depan belakang jika truk ODOL masuk jalan tol. Lalu rem blong terutama pada jalan menurun, risiko brakefaading lebih tinggi,” kata dia.

Wildan menambahkan, bahwa truk dengan kelebihan muatan memiliki gaya sentrifugal lebih besar saat memasuki tikungan. Ini berarti risiko truk jatuh atau oleng saat berbelok akan lebih besar.

Baca juga: Harga Oli Mobil Transmisi Matik per Maret 2022

Senada dengan Wildan, Bambang Widjanarko, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY turut mengungkap bahaya lain dari truk kelebihan muatan.

“Di kalangan sopir truk itu istilahnya gayor. Ini sangat berbahaya untuk kendaraan lain di sekitarnya apalagi jika sopir tidak punya feeling dimensi keseluruhan kendaraan yang dibawa. Saat berbelok, bisa saja muatan dengan panjang berlebihan itu menampar kendaraan lain di sekitarnya,” kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau