Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yamaha dan Toyota Kolaborasi Bikin Mesin V8 Hidrogen Murni 444 HP

Kompas.com - 18/02/2022, 11:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota dan Yamaha kembali berkolaborasi. Kali ini, keduanya akan mengembangkan mesin V8 N/A yang menggunakan bahan bakar hidrogen murni.

Pembuatan mesin hidrogen murni tersebut sebagai persiapan kolaborasi Toyota, Mazda, Subaru, dan Kawasaki dalam upaya untuk memperpanjang umur teknologi pembakaran, tapi tetap ramah lingkungan.

Baca juga: Kawasaki dan Yamaha Kolaborasi Bikin Mesin Hidrogen

Belakangan ini, sudah banyak banyak pabrikan yang memutuskan untuk menghentikan penjualan kendaraan dengan mesin pembakaran internal atau internal combustion engine (ICE), khususnya di Eropa.

Dengan mengonsumsi bahan bakar hidrogen murni ketimbang bensin, opsi mempertahankan rekayasa industri mesin pembakaran dalam masih bisa dilakukan.

Yamaha dan Toyota kembangkan mesin V8 bertenaga hidrogenDok. Carscoops.com Yamaha dan Toyota kembangkan mesin V8 bertenaga hidrogen

Mesin yang akan dikembangkan ini tidak sepenuhnya baru. Mesin 5.0 L V8 N/A ini berbasis dari mesin yang digunakan oleh Lexus RC F Coupe.

Tapi, mesin tersebut mengalami modifikasi lagi pada beberapa bagian, seperti injektor, kepala silinder, intake manifold, dan komponen lainnya.

Baca juga: Toyota Hadirkan Prototype GR Yaris H2, Pakai Bahan Bakar Hidrogen

Yamaha mengklaim bahwa tenaga yang dikeluarkan mesin tersebut dapat mencapai 444 tk pada putaran mesin 6.800 rpm dan torsi maksimum hingga 540 Nm pada putaran mesin 3.600 rpm.

Yamaha dan Toyota kembangkan mesin V8 bertenaga hidrogenDok. Carscoops.com Yamaha dan Toyota kembangkan mesin V8 bertenaga hidrogen

Sementara mesin aslinya, yang disematkan pada RC F Track Edition, mampu memproduksi tenaga sebesar 472 tk dan torsi mencapai 536 Nm.

Takeshi Yamada, insinyur Yamaha, menjelaskan bahwa mesin tersebut memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan mesin konvensional berbahan bakar bensin.

Mesin hidrogen memiliki rasa ramah bawaan yang membuatnya mudah digunakan bahkan tanpa menggunakan alat bantu mengemudi elektronik,” ujar Yamada, dikutip dari Carscoops.com, Jumat (18/2/2022).

“Setiap orang yang datang untuk menguji coba mobil prototipe akan memulai dengan agak skeptis, tetapi pada akhirnya muncul dari mobil dengan senyum lebar di wajah mereka. Saat saya melihat ini, saya mulai percaya bahwa sebenarnya ada potensi besar dalam karakteristik unik mesin hidrogen daripada hanya memperlakukannya sebagai pengganti bensin,” katanya.

Belum disebutkan kapan mesin tersebut akan diluncurkan. Tapi, Toyota memang komitmen dengan teknologi mesin hidrogen.

Yamaha dan Toyota kembangkan mesin V8 bertenaga hidrogenDok. Carscoops.com Yamaha dan Toyota kembangkan mesin V8 bertenaga hidrogen

Buktinya, dapat dilihat Toyota sudah menggunakan mesin bertenaga hidrogen pada Corolla di ajang balap Super Taikyu dan memperkenalkan prototype GR Yaris yang juga bertenaga hidrogen.

"Karbon adalah musuh kami, bukan mesin pembakaran internal," kata CEO Toyota Akio Toyoda, saat konferensi pers Japan Automobile Manufacturer's Association (JAMA).

Yamaha sendiri sudah berikrar akan bebas dari karbon pada 2050 mendatang. Maka itu, Yamaha sudah mulai pengembangan mesin hidrogen untuk mobil sejak lima tahun lalu.

"Mesin hidrogen memiliki potensi untuk bebas dari karbon, sekaligus menjaga semangat kami untuk mesin pembakaran internal tetap hidup pada saat yang bersamaan," ujar Presiden Yamaha Motor Company (YMC) Yoshihiro Hidaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com