JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan total pada All New Avanza tak hanya sekadar dari sisi desain dan interior, tapi juga sistem gerak dari sebelumnya rear wheel drive (RWD) menjadi depan, alias front wheel drive (FWD).
Adanya perubahan ini tentu mendatangkan ragam pertanyaan, mulai dari performa, responsif, kemampuan menanjak, serta yang paling bikin penasaran soal sensasi berkendara dibandingkan model sebelumnya.
Seperti diketahui, meski Avanza kini berganti kiblat menjadi penggerak depan, tapi dapur pacunya masih mengusung mesin 2NR-VE 1.496 cc 4 silinder. Hanya saja sistem transmisi lebih modern dengan CVT 7-percepatan.
Baca juga: Bedah Fitur TSS All New Avanza yang Masih Tanggung
Walau sempat menjajal sebelumnya, tapi rasa penasaran menjajal sensasi berkendara menempuh jarak sedikit jauh, masih ada. Karena itu, akhirnya redaksi memilih melakukan perjalanan ke kawasan Purwakarta bersama All New Avanza varian tertinggi.
Apalagi mengingat beberapa rute cukup mewakili kondisi normal sehari-hari, mulai dari jalan kota, tol, berkelok, menanjak, sampai jalan rusak parah saat akan memasuki kawasan bendungan Jatiluhur imbas pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Perjalanan awal melintas di ruas Tol Jakarta-Cikampek tak ada masalah. Sensasi berkendara yang di tawarkan Avanza generasi ketiga memang berbeda drastis dari versi sebelumnya.
Tarikan awal jauh lebih responsif, yang memang memang menjadi salah satu ciri khas mobil gerak depan. Menariknya lagi, kemudi juga makin luwes yang membuat Avanza terasa lebih lincah.
Ditambah dengan hadirnya transmisi CVT, Avanza bisa melesat lebih smooth tanpa hentakan ketika perpindahan gigi.
Bahkan transmisi 7-percepatan bisa dikendalikan secara manual sesuai kebutuhan, seperti ketika akan menyalip mobil di depan atau menghadapi tanjakan curam.
Baca juga: Menikmati Kenyamanan Kabin Toyota All New Avanza
Tak hanya responsif, tenaga dari putaran bawah juga cukup terisi. Tak butuh waktu lama untuk menyentuh kecepatan 100 kpj, bahkan nyaman untuk diajak berkendara konstan.
Rute perkotaan menjadi medan selanjutnya saat masuk ke kawasan Jatiluhur. Selain ramai, aspal di jalan utama juga rusak parah karena pengerjaan proyek kereta cepat, kondisi ini jadi momen merasakan guncangan di dalam kabin yang rasanya masih 11-12 dengan model sebelumnya.
Sayang tak ada penumpang di baris kedua dan ketiga yang bisa merasakan guncangan di dalam kabin, karena redaksi hanya melakukan pengujian berdua.
Walau memiliki ground clearance yang cukup tinggi sebagai MPV murah, tapi saat dihadapi jalan tak rata dan berlubang, harus diakui sesekali terdengar suara sentuhan di bawah bagian depan.
Menghadapi jalan berkelok ketika menurun dan menanjak, sebenarnya mampu dihadapi dengan mulus meski sudah mengusung gerak depan. Apalagi kini handling-nya juga cukup mempuni, yang membuat manuver makin persisi.
Namun balik lagi, redaksi tak sampai menguji dalam kondisi penumpang penuh pada saat jalan menanjak karena keterbatasan personel.
Baca juga: Ragam Pilihan Dashcam Mobil, Harga di Bawah Rp 1 Jutaan
Tapi untuk mengurangi rasa penasaran, ketika berada di tengah tanjakan, sengaja kecepatan diredam sampai membuat mobil berhenti.
Kondisi tersebut redaksi lakukan untuk mengetes fitur hill start assist (HSA), apakah mobil tertahan sementara atau tidak, tanpa menginjak pedal rem kurang lebih selama 3 detik.
Hasilnya, Avanza tidak mundur, dan torsi 14 Kgm atau 137 Nm masih mampu menyuplai tenaga tanpa mematikan pendingin udara alias AC. Hanya saja laju mobil memang tak seresponsif di jalan datar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.