Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Diesel Lebih Bandel Terjang Banjir, Mitos atau Fakta?

Kompas.com - 11/12/2021, 11:22 WIB
Arif Nugrahadi,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Secara umum, ada dua jenis mesin mobil yang dipasarkan di Indonesia, menawarkan diesel dan bensin. Mobil yang menggunakan mesin diesel dinilai memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jenis bensin, salah satunya terkait banjir.

Mobil diesel dikenal punya tenaga mumpuni karena memiliki torsi yang lebih besar, selain itu  konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang relatif lebih hemat.

Baca juga: Lelang Toyota Vios Bekas Pelat Merah, Limit Rp 60 Jutaan

Selain keunggulan tersebut, ada juga yang beranggapan bahwa mobil dengan mesin diesel dianggap mampu atau tahan ketika melewati genangan air dibanding mobil mesin bensin.

Salah satu alasannya, karena mobil diesel tidak menggunakan busi melainkan nozzle sehingga lebih aman jika terkena air. Lantas, apa benar mobil diesel lebih bandel saat menerjang banjir?

Posisi air intake di ruang mesin menentukan batas aman mobil saat menerjang banjirWikipedia Posisi air intake di ruang mesin menentukan batas aman mobil saat menerjang banjir

Didi Ahadi, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, selama ini mobil bermesin diesel memang memiliki model bodi yang tinggi besar, terlebih untuk tipe SUV.

Dengan model tersebut, tidak sedikit yang kemudian beranggapan bahwa mobil berbahan bakar solar ini akan lebih kuat ketika digunakan untuk menerjang banjir, karena memiliki ground clearance tinggi.

Baca juga: Honda Menjelaskan Penyebab Tren Sedan Menurun di Indonesia

“Selain itu, mesin diesel ini tidak lagi menggunakan busi dan koil sebagai pemantik di ruang bakar layaknya yang ada pada mobil bensin,” kata Didi kepada Kompas.com belum lama ini.

Dengan tidak adanya busi dan koil, membuat mobil mesin diesel ini memang bisa dikatakan lebih tahan saat melibas banjir. Meskipun begitu bukan berarti mobil yang berbahan bakar solar ini bisa seenaknya diajak melintas banjir atau jalan yang tergenang air.

Didi lebih menyarankan, agar mobil diesel tidak digunakan untuk melintas di jalanan yang tergenang atau bahkan banjir. Hal ini karena mobil mesin diesel juga bisa mengalami kerusakan ketika air masuk ke dapur pacu melalui saluran udara.

Sejumlah pengemudi mobil menerjang banjir yang melanda diwilayah Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/11/2017). Akibat intensitas curah hujan tinggi dampak dari cuaca ekstrem Siklon Cempaka yang melanda kawasan pulau Jawa tersebut menyebabkan sejumlah titik wilayah Cawas dan Bayat, Kabupaten Klaten terendam banjir.ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGRO Sejumlah pengemudi mobil menerjang banjir yang melanda diwilayah Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/11/2017). Akibat intensitas curah hujan tinggi dampak dari cuaca ekstrem Siklon Cempaka yang melanda kawasan pulau Jawa tersebut menyebabkan sejumlah titik wilayah Cawas dan Bayat, Kabupaten Klaten terendam banjir.

“Sebaiknya dihindari, karena ada risiko air bisa masuk ke ruang bakar melalui saluran udara, sehingga bisa menyebabkan water hammer atau kerusakan parah pada mesin,” ucapnya.

Baca juga: Komparasi Yamaha R15M dan Suzuki GSX-R150

Risiko terbesar adalah ketika mobil dipaksa untuk menerobos banjir hingga terjadi water hammer. Jika sampai mesin terkena water hammer, perbaikan yang harus dilakukan bisa saja sampai turun mesin.

Didi menyarankan, sebaiknya jika genangan air cukup tinggi baik saat mengendarai mobil diesel atau pun bensin sebaiknya tidak dilewati dan memilih jalan lain yang lebih aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com