Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Berpeluang Jadi Pusat Produksi Merek Mobil Eropa

Kompas.com - 01/11/2021, 18:41 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam lawatan ke Eropa, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyebutkan bahwa Indonesia berpeluang menjadi hub besar atau menjadi pusat dalam produksi otomotif yang diekspor ke Australia.

Menurutnya, saat ini Mercedes-Benz sedang mengalkukasi value chain dalam rencana produksi. Selain itu, perusahaan tersebut juga sedang mempelajari terkait biaya manufaktur, biaya logistik, regulasi, persyaratan teknologi, tarif pajak, serta hal-hal terkait lainnya.

“Namun, intinya mereka support dan mereka sedang menyiapkan diri untuk rencana membuka pasar ke Australia,” ujar Agus, dalam keterangan resmi yang dilansir Senin (1/11/2021).

Baca juga: Beli Bensin Lebih Baik Pakai Hitungan Liter atau Rupiah?

Pabrik Mercedes-Benz di Wanaherangdok. Mercedes-Benz Indonesia Pabrik Mercedes-Benz di Wanaherang

Agus mengatakan, pertumbuhan kelas menengah di tanah air juga cukup pesat dan rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih relatif rendah yakni 99 mobil per 1.000 orang, sehingga berpeluang menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar produk otomotif di ASEAN.

“Hal ini tentunya menjadi peluang bagi pengembangan industrialisasi hemat energi dan kendaraan bermotor yang ramah lingkungan sesuai dengan tren global,” ucap dia.

Menperin menyampaikan, dalam upaya terus mengembangkan industri otomotif di tanah air, Kemenperin telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23 Tahun 2021 tentang Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih.

Baca juga: Ini Tarif Perpanjangan SIM A dan SIM C per November 2021

Mobil-mobil produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, saat tiba di dermaga Car Terminal,  Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Mobil-mobil produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, saat tiba di dermaga Car Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.

Aturan ini semakin memberikan memberikan kepastian hukum dan menarik lebih banyak investasi, termasuk untuk produsen kendaraan Eropa.

“Pengujian emisi CO2 dan konsumsi bahan bakar di Indonesia juga sudah berdasarkan standar internasional,” kata Agus.

Selain itu, terdapat utilisasi pelabuhan logistik berikat (PLB) sebagai tempat konsolidasi untuk kendaraan Completely Knock Down (CKD) dan Incompletely Knock Down (IKD) yang berasal dari multisumber atau multishipment.

Baca juga: Tarif Bagasi PO Sumber Alam Trayek Yogyakarta-Bekasi

Pekerja menyelesaikan perakitan mobil All-new BMW X3 di pabrik BMW Production Network 2, PT Gaya Motor, Jakarta Utara, Rabu (18/7/2018). The All-new BMW X3 xDrive20i rakitan dalam negeri ditawarkan dengan harga Rp 1,009,000,000,- off-the-road.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Pekerja menyelesaikan perakitan mobil All-new BMW X3 di pabrik BMW Production Network 2, PT Gaya Motor, Jakarta Utara, Rabu (18/7/2018). The All-new BMW X3 xDrive20i rakitan dalam negeri ditawarkan dengan harga Rp 1,009,000,000,- off-the-road.

“Pemerintah juga melakukan penyederhanaan persyaratan skema impor CKD dan IKD,” ujar dia.

Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno, mengatakan, Indonesia memiliki arti penting sebagai lokasi tujuan investasi dari Eropa.

Di antaranya terkait emission trading system, atau instrumen kebijakan di Uni Eropa yang mengatur batasan emisi yang diperbolehkan.

Baca juga: Toyota Resmi Hadirkan SUV Listrik bZ4x, Siap Mengaspal 2022

Setiap pabrik Mercedes-Benz akan dikelompokkan sesuai dengan platform dan arsitektur masing-masing model.Mercedes-Benz/Carscoop Setiap pabrik Mercedes-Benz akan dikelompokkan sesuai dengan platform dan arsitektur masing-masing model.

“Dalam waktu dekat Indonesia akan segera mempunyai regulasi terkait valuasi harga karbon dan emission trading system,” ujar Arif.

“Sehingga dapat digunakan sebagai kompensasi dalam carbon offset pabrik-pabrik Mercedes-Benz di Uni Eropa yang akhirnya dapat mengurangi biaya carbon,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau