JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah tren penggunaan transmisi CVT pada mobil modern, ternyata transmisi otomatis konvensional atau Automatic Transmission (AT) masih memiliki basis penggemar yang kuat di Indonesia.
Banyak konsumen yang tetap memilih mobil matik AT karena alasan durabilitas dan rasa berkendara yang lebih "berisi", terutama bagi mereka yang kerap berkendara jarak jauh atau di medan berat.
Menurut Lung Lung, pemilik bengkel spesialis mobil Dokter Mobil di Jakarta, transmisi AT masih disukai karena dianggap lebih tangguh dan minim risiko overheat dibanding CVT. "Transmisi AT umumnya punya konstruksi yang lebih kokoh. Kalau sering dipakai tanjakan, bawa beban berat, atau kena macet parah, AT lebih tahan banting. Perawatannya juga cenderung lebih mudah," kata Lung Lung kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025).
Baca juga: BBM Jenis Pertalite Bercampur Air di Klaten, SPBU Stop Distribusi
Ia menambahkan, AT juga lebih familiar bagi sebagian teknisi, sehingga biaya servis atau perbaikannya relatif lebih terjangkau.
Selain itu, sensasi perpindahan gigi yang masih terasa pada transmisi AT dianggap memberikan pengalaman berkendara yang lebih natural bagi sebagian pengguna. "Kalau CVT kan memang halus banget, tapi buat beberapa orang malah bikin kurang yakin, apalagi pas butuh torsi instan. Nah, AT itu cenderung lebih responsif saat kickdown, jadi enak buat manuver cepat," ujarnya.
Meski CVT menawarkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik dan perpindahan gigi yang nyaris tanpa jeda, Lung Lung menekankan bahwa pilihan antara AT dan CVT tetap bergantung pada kebutuhan dan preferensi pengendara.
Untuk mobil keluarga atau aktivitas harian ringan, CVT bisa jadi pilihan tepat.
Tapi kalau mobil dipakai buat kerja berat atau perjalanan jauh secara rutin, AT tetap jadi opsi yang aman dan tahan lama.
Ia menyarankan pemilik mobil AT untuk rutin mengganti oli transmisi sesuai rekomendasi pabrikan agar performanya tetap optimal. "Oli ATF itu sangat menentukan umur transmisi. Jangan tunggu sampai gejala selip atau jeda perpindahan gigi baru diganti," kata Lung Lung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.