Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Aspal Sirkuit Mandalika Sudah Lebih Dulu Dijajal Tukang Sayur

Kompas.com - 22/08/2021, 10:24 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com – Sukani (41), seorang pedagang sayur yang berkeliling dengan motor sudah mencoba aspal Sirkuit Mandalika. Dia nampak kesusahan saat melewati kawasan sirkuit dengan kontur jalan yang tidak rata.

Melansir dari Kompas Regional, Sukani masih tinggal di lingkaran sirkuit, tepatnya di Dusun Ebunut, Desa Kuta.

Dia masih bertahan karena menurutnya tanah miliknya belum dibebaskan oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

“Saya masih tinggal di sini karena tanah saya belum dibayar, kalau saya sudah dibayar pasti kita akan pergi,” kata Sukani, saat ditemui di pemberhentian tempat dia jualan yang berada di lingkaran sirkuit, Sabtu (21/8/2021).

Baca juga: Kisah Sukani Penjual Sayur Keliling yang Terjebak di Dalam Sirkuit MotoGP Mandalika

Seorang warga terlihat melintasi pagar Sirkuit MotoGP Mandalika yang dirusak, Jumat (20/8/2021).KOMPAS.com/IDHAM KHALID Seorang warga terlihat melintasi pagar Sirkuit MotoGP Mandalika yang dirusak, Jumat (20/8/2021).

Saat ini, Sukani kesulitan mengakses jalan, karena hampir semua jalan sudah dipagari, dan terpaksa harus memutar arah dari jalan yang sebelumnya ia biasa lalui.

“Susah sekarang mau jualan harus mutar lewat utara dulu, dan jalannya juga saya bingung karena banyak jalan yang berliku-liku dan bergelombang,” kata Sukani.

Sukani juga bercerita sempat terjatuh karena dikejar penjaga karena tidak boleh menginjak jalan sirkuit.

Namun dia juga bingung karena tidak ada jalan keluar dan masuk, jadi tidak ada pilihan lain selain menginjak jalan sirkuit.

Baca juga: Beredar Larangan Motor 2-tak Pakai Pertalite, Ini Jawaban Pertamina

Sukani berharap, persoalan lahan ini segera dapat terselesaikan oleh pihak ITDC maupun pemerintah agar ia bisa pindah dan tidak terjebak lagi di dalam sirkuit.

Aspal Sirkuit Mandalika Sudah Rampung

Proses pengaspalan Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB sudah selesai 100 persen, tepat sebelum HUT ke-76 RI, Selasa (17 Agustus 2021).

Artinya, kondisi permukaan sirkuit sudah dilapis aspal mulus dan siap untuk segera digunakan sesuai target akhir 2021.

Mandalika Grand Prix Association (MGPA) mengabarkan, pengaspalan trek dengan panjang 4,310 km dan punya 17 tikungan tersebut sudah selesai dan tersambung.

"Welcome to WorldSBK 2021 dan MotoGP 2022! Be ready," tulis MGPA dalam akun resmi Instagram, dikutip Minggu (15/8/2021).

Baca juga: Ini Alasan Motor Zaman Sekarang Tidak Pakai Kick Starter

Sirkuit MandalikaFoto: Tangkapan layar akun MGPA Sirkuit Mandalika

Namun masih ada pengerjaan lain seperti service road dan run off. Kemudian pengerjaan race control yang sudah sekitar 80 persen dengan mengadopsi desain atap yang ikonik, Atap Nyale.

Dalam acara seremoni penyelesaian pengerjaan pengaspalan, Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer, mengatakan, Sirkuit Mandalika akan menjadi sirkuit kebanggaan Indonesia.

Gedung Race Control pada Sirkuit Mandalika tengah dibangunDok. MGPA Gedung Race Control pada Sirkuit Mandalika tengah dibangun

"Terima kasih kepada pemerintah pusat dan provinsi serta rekan-rekan BUMN yang telah dan akan terus memberikan dukungan kepada ITDC dan kawasan The Mandalika untuk menjadi destinasi pariwisata unggulan di dunia," katanya mengutip akun ITDC.

"Semoga selesainya main track sirkuit Mandalika ini memicu pemulihan bangsa dan kebangkitan pariwisata. Semoga momen ini yang terjadi sebelum 17 Agustus menjadi pemicu kita tumbuh dan terus tangguh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau