Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Arti Mesin Ngelitik, dan Penyebabnya

Kompas.com - 13/06/2021, 09:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comMesin merupakan komponen penting pada mobil. Fungsinya tentu untuk menghasilkan tenaga yang nantinya dialirkan ke roda untuk menggerakkan mobil.

Namun ketika sedang mengemudi, ada saja kendala yang bisa dialami pengemudi, salah satunya mesin ngelitik. Pada tulisan Otopedia kali ini, Kompas.com akan menjelaskan penyebab mesin ngelitik, hingga bagaimana proses terjadinya.

Salah satu penyebab dari mesin ngelitik adalah penggunaan bahan bakar yang standarnya di bawah rekomendasi pabrikan.

Bahan bakar dengan kualitas yang rendah biasanya memiliki titik ledak di suhu yang lebih rendah.

Baca juga: Ini 4 Motor Sport Fairing yang Pernah Jadi Idola Remaja 90-an

Ruang mesin Toyota HarrierPAULTAN.org Ruang mesin Toyota Harrier

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna mengatakan, rekomendasi bahan bakar dari pabrikan sudah disesuaikan dengan kompresi mesin.

Semakin tinggi kompresi mesin, maka suhu di dalam ruang bakar juga tinggi, sehingga membutuhkan bahan bakar yang titik ledaknya lebih tinggi.

“Kalau bahan bakar terlalu rendah oktannya, maka terjadi detonasi atau pembakaran lebih awal. Oktan lebih rendah akan mudah terbakar lebih awal,” ucap Suparna kepada Kompas.com belum lama ini.

Pembakaran yang sempurna seharusnya terjadi beberapa saat piston menyentuh Titik Mati Atas (TMA).

Namun karena terjadi detonasi, sebelum piston menyentuh TMA, bahan bakar di ruang mesin sudah terbakar dan membuat ledakan.

Baca juga: Pilihan Mobil Bekas Rp 50 Jutaan di Semarang, Dapat Starlet sampai BMW

“Sehingga terjadi perlawanan antara hasil pembakaran yang mendorong ke bawah dengan gerak piston ke atas. Hasilnya, piston jadi gredek atau geleng-geleng yang memukul dinding silinder, ini yang disebut dengan ngelitik,” kata Suparna.

Akibat dari ngelitik jika dibiarkan bisa merusak komponen mesin lebih cepat. Misalnya sebuah mesin seharusnya memiliki kompresi yang bagus sampai 100.000 km, namun ini belum sampai 100.000 km sudah ngempos kompresinya.

“Kompresi yang ngempos ini terjadi karena adanya goresan-goresan di dinding silinder akibat terlalu sering ngelitik,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com