JAKARTA, KOMPAS.com – Peralihan dari kendaraan konvensional atau internal combustion engine (ICE) ke kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) diharapkan mampu menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Namun penggunaan kendaraan listrik tidak serta merta langsung mengurangi GRK, apalagi jika pembangkit listriknya masih menggunakan energi fosil.
Riset yang dilakukan tim dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menunjukkan bahwa penggunaan kendaraan listrik akan meningkatkan emisi GRK sebesar 7 persen pada tahun 2030.
Baca juga: Inikah Sosok Harley Sporster Buatan China?
Jumlah ini bahkan terus bertambah pada 2050 menjadi 27,1 persen. Hal ini kembali lagi tergantung dari pembangkit listrik yang digunakan.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eko S.A. Cahyanto, mengatakan, potensi kenaikan GRK bisa diprediksi lantaran melihat peluang Indonesia untuk ikut ambil bagian dalam industri kendaraan listrik.
Tidak hanya sebagai negara pengguna kendaraan listrik, tetapi juga sebagai negara perodusen kendaraan listrik dan komponennya.
Baca juga: Dilarang Polisi, Para Pengawal Ambulans Siap Patuh pada Aturan
"Kemenperin pun telah menyusun peta jalan pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sampai tahun 2030 sebagai bentuk komitmen dalam mengurangi emisi karbon," kata dia.
“Oleh sebab itu, Kemenperin selaku pembina industri tetap merasa perlu menjaga keseimbangan agar industri tetap berjalan, namun lingkungan juga terjaga lestari,” ucap Eko, dalam keterangan resmi (21/3/2021).
Berbagai upaya dilakukan guna menurunkan emisi GRK tersebut melalui pengembangan energi terbarukan, pelaksanaan efisiensi energi, dan konservasi energi, serta penerapan teknologi energi bersih.
Baca juga: Para Pengawal Ambulans Sudah Dibekali Kemampuan Khusus?
Jika melihat perkembangannya, saat ini telah terdapat tiga perusahaan yang memproduksi kendaraan listrik roda empat atau lebih, dengan kapasitas produksi 1.680 unit per tahun.
Dari peralihan ke kendaraan listrik ini diharapkan tercapai target penurunan emisi CO2 pada tahun 2020 sebesar 2.300 ton dan terus meningkat menjadi 1,4 juta ton di tahun 2035.
"Saat ini dunia tengah berlomba-lomba untuk mengurangi emisi karbon. Kemenperin juga telah mengupayakan dalam bentuk regulasi yang mendorong penurunan emisi karbon, salah satunya di sektor otomotif," kata Eko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.