Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Holding BUMN Baterai Kendaraan Listrik Segera Terbentuk

Kompas.com - 06/03/2021, 14:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan tengah membentuk konsorsium industri baterai kendaraan bermotor listrik yang terintegrasi dari hulu sampai hilir.

Terdiri dari PT Mining Industri Indonesia (Mind ID), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero), perkumpulan tersebut bakal diberi nama PT Industri Baterai Indonesia (IBI).

"Bila sesuai target, mungkin tidak akan lama lagi terjadi, sebulan sampai dua bulan selesai," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam konferensi virtual belum lama ini.

Baca juga: LG Akan Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Akhir Maret 2021

Ilustrasi baterai untuk mobil elektrifikasiSHUTTERSTOCK/ROMAN ZAIETS Ilustrasi baterai untuk mobil elektrifikasi

Arya menilai pembentukan holding baterai sangat penting agar bisa segera implementasi strategi yang telah disusun, termasuk tindaklanjut pengembangan industri baterai dengan CATL dari China, dan LG Chem dari Korea Selatan.

Hanya saja, belum diinformasikan mengenai kapasitas dan rencana detil perusahaan tersebut. Tetapi, masing-masing BUMN yang terlibat bakal memiliki kepemilikan sebesar 25 persen.

Rencananya, melalui perusahaan gabungan ini bisa diproduksi baterai listrik hingga total daya 195 giga watt (GW) dengan mengonsumsi 150.000 ton nikel per tahun.

Tapi pada tahapan pertama dipatok hanya 33 GW produksi baterai listrik hingga 2030.

"Nilai investai untuk 33 GW sekitar 13 miliar dolar AS. Bila naik 70 persen atau 140 GW di tahap kedua, nilai investasi bisa mencapai 17 miliar dolar AS," kata Komisaris Utama Mind ID Agus Tjahajana Wirakusumah.

Baca juga: Optimalkan Relaksasi, Menperin Minta Distributor Awasi Peran Diler

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Perindustrian RI (@kemenperin_ri)

Arya menyatakan, baterai listrik merupakan hal menarik seiring dengan perkembangan industri otomotif global dan potensi kepemilikan nikel Indonesia.

Sehingga, Tanah Air bisa melepaskan diri dari ketergantungan sumber daya seperti bahan bakar minyak yang berdampak langsung terhadap ekonomi nasional.

"Kita tidak lagi kita menjual bahan baku, tapi nantinya kita akan menjual barang jadi yaitu namanya baterai kendaraan listrik," ucap Arya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau