Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insentif PPnBM, Industri Otomotif Nasional Ditargetkan Pulih 2023

Kompas.com - 11/03/2021, 17:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakui bahwa pandemi virus corona alias Covid-19 mampu mempengaruhi laju pertumbuhan industri otomotif nasional secara signifikan.

Satu di antaranya perihal utilisasi pabrik yang kemudian berdampak pada pasokkan unit kendaraan ke diler dan ekspor. Bahkan dikatakan utilisasi tersebut menjadi yang terendah sejak 2008 lalu.

"Otomotif sangat terpukul (imbas pandemi), utilisasi pabrik hanya 30-40 persen dan ini jadi yang terendah dari 2008. Oleh karena itu, kami terus lakukan dorongan supaya cepat pulih," ucap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi virtual, Rabu (10/3/2021).

Baca juga: Menperin Juga Mau Temui Prinsipal Toyota, Honda, dan Suzuki di Jepang

 Ilustrasi penjualan mobil. (Dok. Shutterstock) Ilustrasi penjualan mobil.

"Kami targetkan, produksi bisa kembali pulih pada 2023 mendatang," lanjut dia.

Adapun pergerakan untuk membantu pemulihan industri otomotif dalam negeri itu, salah satunya melalui pemberian relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) hingga 100 persen.

“Tentu, ada syarat bagaimana bisa mendorong demand sehingga ada kekuatan daya beli masyarakat. Pemerintah sudah terbitkan relaksasi PPnBM dan sebelum berangkat ke Tokyo, saya juga memanggil seluruh distributor produk otomotif di Indonesia mengenai pemberian diskon ini," ujarnya.

Menurut Agus, hingga saat ini pemberian relaksasi PPnBM mampu memberikan dampak positif terhadap industri otomotif. Berdasarkan catatannya, di 3-4 hari pertama pemberlakuan terjadi peningkatan permintaan sampai 50 persen.

Diharapkan, tren tersebut bisa terus bertahan hingga penghujung tahun agar mencapai target penjualan tahunan sebesar 750.000 unit. Serta, berdampak baik pula kepada perekonomian nasional.

Baca juga: Kemenperin Akselerasi Pengembangan Kendaraan Listrik Nasional

Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

“Kami sudah memeriksa pada produsen kendaraan 3-4 hari setelah berlakunya ppnbm. Sekitar tanggal 4 Maret 2021 Kami ketemu mereka dan dilaporkan rata-rata terjadi peningkatan dari purchase order di atas 50 persen,” kata Agus.

Kendati demikian, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan dari pabrik ke diler alias wholesales pada Februari 2021 mengalami penurunan 7,5 persen dari bulan lalu.

Sementara pada sisi penjualan ritel, turun 15 persen dari 53.996 unit menjadi 46.943 unit.

Diperkirakan, kondisi itu terjadi karena banyaknya calon konsumen yang melakukan penundaan belanja hingga relaksasi PPnBM berlaku, yakni di 1 Maret 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com