Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rem Truk Sering Blong, Sopir Truk Wajib Lakukan Ini Sebelum Berkendara

Kompas.com - 25/01/2021, 18:21 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini terjadi kecelakaan truk di jalan tembus Tawangmangu-Magetan, Karanganyar. Kecelakaan tunggal ini disebabkan rem truk yang blong sehingga pengemudi tidak bisa mengendalikan kendaraan dan akhirnya terguling.

Perlu diketahui, rem truk berbeda daripada mobil kecil. Kebanyakan truk sudah menggunakan sistem full air brake atau rem angin pada pengeremannya. Sedangkan mobil biasa masih menggunakan minyak rem atau hidrolik.

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, sistem yang berbeda membutuhkan perawatan yang berbeda pula.

Rem truk dengan rem angin membutuhkan pemeriksaan kelayakan sebelum, saat, dan setelah mengemudi.

Baca juga: Permintaan Khusus Rossi kepada Yamaha Sebelum MotoGP 2021

Truk yang mengalami rem blong masuk ke area makamKOMPAS.com/IST Truk yang mengalami rem blong masuk ke area makam

“Sebelum mengemudi truk dengan rem angin, maka setiap pagi mereka harus memeriksa air brake check. Diperhatikan slack adjuster di chamber untuk memastikan keseimbangan distribusi angin ke masing-masing roda,” ucap Jusri kepada Kompas.com, Senin (25/1/2021).

Kemudian, pengemudi harus membuang angin dari air tank sebelum menghidupkan mesin. Ini harus dilakukan setiap hari karena udara yang ada di tangki akan menjadi air di pagi hari, jika dibiarkan bisa jadi angin palsu yang membuat kemampuan rem berkurang.

“Kemudian periksa apakah ada kebocoran, lalu nyalakan mesin selama satu menit, seharusnya udara di tangki sudah kembali terisi. Sebelum jalan, periksa dengan menginjak rem, memastikan bekerja atau tidak,” kata Jusri.

Baca juga: Hujan Deras, Sejumlah Akses Jakarta Terendam Banjir

Kemudian saat mengemudi, rem kaki pada truk atau service brake jangan terus digunakan. Manfaatkan rem lain seperti exhaust brake, engine brake dan retarder untuk mengurangi laju kendaraan.

“Tujuan menggunakan exhaust brake ini bukan untuk menghentikan kendaraan, tetapi mengurangi lajunya. Sehingga kerja service brake tidak bekerja terlalu berat, karena jika sering digunakan, bisa mengalami panas berlebih dan akan terjadi penurunan performa rem atau brake fading,” ucapnya.

Terakhir, ketika kendaraan selesai bertugas, ada kebiasaan buruk dari pengemudi untuk mendinginkan rem, yaitu disiram dengan air. Padahal ini bisa menyebabkan konstruksi rem akan rusak. Kemudian lakukan post driving check.

Kondisi truk TNI yang terbalik akibat rem blong di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (11/9/2020).PENERANGAN KOGABWILHAN III Kondisi truk TNI yang terbalik akibat rem blong di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (11/9/2020).

“Mereka memastikan kondisi kendaraan itu laik, cek selang angin dan lainnya. Kemudian dia juga buang angin yang ada di tangki agar tidak terjadi penumpukan,” kata Jusri.

Selain itu jika tangki udara kosong, pada truk yang full air brake rem akan mengunci sehingga tidak bergerak kemana-mana, jadi lebih aman. Selain itu bisa juga jadi mengetahui ada kerusakan apa pada kendaraan, jadi bisa dilaporkan dan segera diperbaiki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau