JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap pabrikan kendaraan roda empat sudah memberikan rekomendasi jenis bahan bakar minyak (BBM) yang sesuai.
Pemilihan jenis bensin ini disesuaikan dengan rasio kompresi, sehingga pembakaran di ruang mesin bisa terjadi dengan sempurna.
Hanya saja, terkadang pemilik kendaraan sering mengabaikan hal itu, yakni dengan menggunakan BBM dengan nilai oktan yang berbeda atau bahkan lebih rendah.
Padahal, penggunaan jenis bahan bakar yang tidak sesuai akan memberikan efek buruk pada kendaraan.
Baca juga: Catat, Ini Daftar 17 Provinsi yang Bebaskan Denda Pajak Kendaraan
Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna mengatakan, kendaraan yang menggunakan bensin dengan nilai oktan yang tidak sesuai menyebabkan pembakaran di dapur pacu tidak sempurna.
“Misalkan, mobil yang seharusnya minum bensin dengan oktan 92 tetapi justru menggunakan yang oktannya 88. Itu membuat pembakaran di ruang mesin tidak sempurna,” kata Suparna kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Suparna menambahkan, ketika kendaraan menggunakan bensin yang tidak sesuai apalagi yang lebih rendah maka proses pembakaran tidak terjadi pada posisi yang seharusnya.
Hal ini menyebabkan piston tidak bisa bekerja maksimal hingga akhirnya menyebabkan suara ngelitik atau knocking.
“BBM dengan oktan lebih rendah akan membuat kerja mesin menjadi lebih berat. Itulah yang menyebabkan ngelitik dan bisa menimbulkan kerak karena pembakaran yang tidak sempurna,” tuturnya.
Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya
Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, mesin yang mengalami gejala ngelitik atau knocking bisa dirasakan ketika akselerasi.
“Saat berakselerasi akan terdengarnya seperti suara ketukan atau knocking, kayak ngeretek begitulah,” ucap Didi.
Didi juga mengatakan, salah satu penyebab yang paling sering terjadi adalah penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai.
Apalagi jika penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai ini berlangsung lama, akan menyebabkan timbulnya kerak pada ruang mesin.
Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Akan Berlaku di Seluruh Indonesia
“Kondisi tersebut bisa juga sebagai pertanda timbulnya kerak di ruang mesin, karena penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai,” ujarnya.
Meski tidak tergolong berbahaya, tetapi Didi mengatakan, jika mobil yang sudah menunjukkan gejala ngelitik tidak segera ditangani bisa saja mengakibatkan kerusakan pada komponen mesin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.