Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Mau Konsumsi Pertamax Naik Dua Kali Lipat Hingga 2024

Kompas.com - 06/10/2020, 09:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) mengaku bahwa mengubah pola konsumsi masyarakat untuk membeli bahan bakar minyak alias BBM beroktan tinggi tidak mudah dan membutuhkan waktu.

Namun, bukan tidak mungkin dilakukan. Sebab, konsumsi BBM jenis Premium diproyeksi akan semakin terkikis dalam beberapa tahun ke depan, setidaknya hingga 2024.

Upaya tersebut seiring dengan berbagai program yang disiapkan perseroan untuk membuat masyarakat beralih ke BBM jenis Pertalite dan Pertamax. Kemudian pada periode itu pula, Pertamina berharap konsumsi Pertamax bisa meningkat sampai dua kali lipat.

Baca juga: Konsumsi BBM Jenis Premium Tahun Ini Diprediksi Lebih Rendah

Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mas'ud Khamid mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan ialah menambah fasilitas SPBU untuk Pertamax lebih banyak lagi.

Kini, baru 5.300 SPBU yang menyediakan BBM jenis tersebut. Pada bulan ini, ditargetkan akan ada tambahan 133 SPBU. Lalu dilanjutkan di November dan Desember dengan masing-masing 180 SPBU serta 212 SPBU.

"Ini tentu tidak mudah, tapi hal tersebut salah satu langkah untuk melakukan peralihan jenis BBM yang lebih ramah lingkungan sesuai Permen KLHK No. 20 Tahun 2018," katanya di Komisi VII DPR RI, Senin (5/10/2020).

Lebih detil, Mas'ud menjelaskan bahwa pada Januari 2019 lalu, total penyaluran BBM jenis gasoline mencapai 92.000 Kiloliter (KL) per hari. Terdiri dari 49.600 KL Pertalite, 31.600 KL Premium, 10.300 KL Pertamax dan 500 KL Pertamax Turbo.

Kendaraan truk pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina sedang terparkir di salah satu SPBU di Indonesia.(Dok. Pertamina) Kendaraan truk pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina sedang terparkir di salah satu SPBU di Indonesia.

Hingga September 2020, konsumsi Premium terpantau menurun. Pada September 2020, penyaluran total gasoline sebesar 85.000 KL per hari. Pertalite masih mendominasi dengan 50.600 KL, 23.100 KL Premium, 10.600 KL Pertamax dan 700 KL Pertamax Turbo.

Dengan asumsi tidak ada perubahan regulasi dan hanya mengandalkan program marketing dari Pertamina untuk mendorong penjualan BBM RON 92 ke atas, Mas'ud memproyeksikan, konsumsi Pertamax akan menanjak melebihi Premium pada tahun 2024.

Pada 2024, penyaluran total bensin ditaksir mencapai 106.400 KL per hari. Konsumsi Pertalite tetap paling dominan dengan 61.200 KL per hari. Namun, konsumsi Pertamax sudah mencapai 29.900 KL per hari, dua kali lipat lebih dibandingkan dengan konsumsi Premium yang sebesar 13.800 KL.

Sedangkan konsumsi Pertamax Turbo diprediksi masih berkutat di angka 1.600 KL per hari.

Baca juga: Pemerintah Percepat Pembangunan Infrastruktur Kendaraan Listrik

Ilustrasi SPBUTRIBUNNEWS/HERUDIN Ilustrasi SPBU

Adapun program lainnya yang disiapkan pihak Pertamina untuk mendukung pengalihan konsumsi BBM ini ialah program cashback 30 persen untuk transaksi melalui MyPertamina dan LinkAja dan program Langit Biru.

Pada program Langit Biru, Pertamina bakal memberikan diskon harga Pertalite sampai seharga dengan Premium dengan periode waktu selama dua bulan.

"Dua bulan berikutnya diskon kami kurangi Rp 400, dua bulan berikutnya diskon kami kurangi Rp 400 lagi. Sambil kami melihat apakah terjadi migrasi lagi dari pengguna Pertalite ke Premium," jelas Mas'ud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau