JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat temperatur pada kendaraan bermotor cukup penting untuk diperhatikan agar kinerja seiap komponen berlangsung normal dan mampu menekan berbagai potensi masalah teknis.
Cara paling utama untuk menjaga temperatur di kendaraan yaitu membiasakan diri menggunakan oli yang tepat atau sesuai peruntukannya.
Lantas apa yang terjadi jika oli pada mobil transmisi otomatis alias matik mengalami overheat? Dalam artian, panas oli tidak ideal sebagaimana diimbau pabrikan yaitu 70-90 derajat celcius.
Baca juga: Penjelasan Kenapa Volvo Utuh dan Fortuner Remuk Saat Tabrakan
"Oli transmisi matik yang bersirkulasi itu dijaga suhunya agar tidak terjadi overheat. Jika sampai mengalami hal tersebut, kemungkinan ada beberapa komponen yang rusak," ujar Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor Bambang Supriyadi belum lama ini.
Ia mencontohkan, pada mobil Daihatsu yang menggunakan jenis transmisi hydraulic automatic transmission, komponen paling pertama yang terkena dampak adalah disc dan flange atau kampas kompling.
"Kompenen itu kan berada di dalam planetary gear unit dan saling bergesekkan ketika berkerja, jadi besar potensinya untuk rusak. Beda lagi kalau jenis transmisi mobilnya lain," kata Bambang.
Baca juga: Mengenal Fungsi Lampu Kabut pada Mobil dan Aturan Penggunaannya
Demikian juga dengan komponen planetary carrier yang mengalami gesekkan. Di sana, terdapat long planetary gear, short planetary gear, serta front sun gear.
"Saat panas oli tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan, maka pelumasan pada komponen terkait tidak optimal dan efeknya bisa rusak. Jadi perhatikan masa pergantian oli dan jenis yang digunakan," kata Training Development Section Head PT Astra Daihatsu Motor, Aji Prima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.