Esemka Dikabarkan Pangkas Jumlah dan Gaji Karyawan, Ini Kata Manajemen

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu sempat beredar kabar PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) memangkas para karyawannya imbas pandemi Covid-19. Isu tersebut berembus setelah ada pantauan yang melihat dan mengatakan bila area pabrik sepi tanpa ada aktivitas.

Namun isu tersebut dibantah oleh pihak manajeman. Menurut Sabar Budhi selaku Humas Esemka, kosongnya pabrik waktu itu lantaran sedang menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran penanganan Covid-19.

Tak hanya itu saja, Sabar pun membantah hoaks yang menginformasikan bila Esemka memangkas gaji para pekerjanya sejak pandemi mulai melanda.

Baca juga: Konfirmasi Esemka Soal Kemunculan SUV Garuda 1 di Permendagri

"Kami klarifikasi tidak ada pemangkasan karyawan dari awal pandemi hingga saat ini, juga tidak ada pemotongan gaji. Ketidah hadiran karyawan di area pabrik karena kami menerapkan protokol kesehatan dengan melakukan sistem piket bergilir antar karyawan kami," ucap Sabar kepada Kompas.com, Senin (14/9/2002).

Intip dalaman pabrik Esemka di Boyolali

Lebih lanjut Sabar menjelaskan bila sampai saat ini, manajemen masih menerapkan sistem piket dengan pemeliharaan dan perawatan terhadap fasilitas serta peralatan produksi secara berkala.

Dengan kata lain, aktivitas di dalam pabrik Esemka masih tetap berjalan sampai saat ini. Hanya saja dengan jumlah karyawan yang dikurangi menggunakan sistem piket untuk mematuhi protokol kesehatan.

Seperti diketahui, pabrik Esemka berdiri di Demangan, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah. Pabrikan mobil yang saat ini sahamnya 100 persen dimiliki swasta nasional tersebut mulai beroperasi setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada September 2019 lalu.

Baca juga: Skuter Listrik MAB Siap Mengaspal di Indonesia

Dalam kunjungan Kompas.com beberapa waktu, pabrik Esemkan memang memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk memproduksi mobil.

Stanly Ravel/Kompas.com Pabrik perakitan mobil Esemka, PT Solo Manufaktur Kreasi

Beberapa peralatan canggih dan modern digunakan dalam proses perakitan oleh tenaga pekerja yang hampir seluruhnya berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo Raya.

Mulai dari fasilitas jalur perakitan, pengecatan, perakitan mesin diesel dan bensin, area khusus untuk bubut, pengelasan, pengecatan, area pengujian kendaraan, area uji jalan, sampai ruang pamer kendaraan.