JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu komponen kendaraan roda dua yang paling sering bergesekan dengan gir adalah rantai, oleh sebab itu rantai juga perlu diberi pelumas supaya masa pakainya bisa lebih lama.
Ada beberapa cairan yang bisa dipilih untuk melumasi rantai. Pilihan paling standar dan umum, adalah menggunakan oli bekas pakai. Selanjutnya, ada juga yang memakai ciaran khusus pelumas rantai, atau cairan penetrant serba guna.
Kepala Bengkel Honda AHASS Daya Motor Cibinong, Asep Suherman, mengatakan, dari tiga pilihan untuk melumasi rantai maka yang terbaik adalah cairan yang memang khusus diperuntukkan untuk rantai.
Baca juga: Pilih Mana, Pelek Palang atau Jari-jari?
“Lebih baik gunakan cairan khusus yang memang peruntukannya untuk melumasi rantai. Karena di dalamnya terdapat zat kimia yang bukan hanya melumasi tetapi juga untuk menahan gesekan agar tidak cepat aus dan tidak mengakibatkan debu serta kotoran menempel secara berlebihan,” ujar pria yang akrab disapa Herman kepada Kompas.com.
Herman melanjutkan, banyak asumsi yang mengatakan memakai oli bekas juga merupakan cara terbaik karena menganggap oli bisa masuk ke celah rantai dan bertahan lama, oli jaga tidak mudah hilang bila terkena air, sehingga dinilai ampuh dan juga murah. Padahal menurutnya, cara itu kurang tepat untuk diterapkan.
Baca juga: Deretan Motor Lawas yang Bisa Jadi Investasi
“Jika kita melumasi rantai menggunakan oli bekas maka dapat mengakibatkan rantai cepat panas, karena kotoran dan debu mudah menempel dan lain sebagainya. Jadi disarankan baiknnya dari kita gunakan pelumas rantai yang sesuai peruntukannya,” katanya.
Sedangkan jika menggunakan cairan penetrant serba guna, Herman khawatir justru dapat membuat lapisan grease yang terdapat pada komponen gear rantai ikut larut. Ujungnya, bisa berakibat friksi atau gesekan yang berlebih sehingga menimbulkan bunyi atau lebih parah lagi.
“Namun jika sifanya mendesak artinya dalam keadaan terpaksa itu semua bisa digunakan. Karena pada dasarnya lebih baik rantai terlumasi daripada tidak ada pelumasan sama sekali,” ucap Herman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.