JAKARTA, KOMPAS.com – Moda transportasi umum di Jakarta semakin beragam, salah satunya yaitu Transjabodetabek Premium. Transjabodetabek Premium merupakan armada dari Perusahaan Umum (Perum) Pengangkut Penumpang Djakarta (PPD).
Armada Transjabodetabek Premium diklaim memiliki kelas yang lebih nyaman dibanding bus lainnya. Kompas.com lantas langsung mencoba trayek Plaza Senayan – Cibinong City Mall, jam 16.45, pas dengan jam pulang kantor.
Bagaimana kenyamanannya?
Baca juga: Tak Hanya Kecelakaan, Truk ODOL Juga Kuras Uang Negara
Ketika menaiki bus di Plaza Senayan, langsung disambut dengan ramah oleh asisten pramudi. Kondisi bus masih sepi, jadi bisa memilih tempat duduk. Tempat duduknya tergolong nyaman, dengan kelebihan arm rest dan reclining alias bisa diatur ketegakkannya.
Dari sisi sisi keamanan, semua kursi yang menghadap depan sudah dilengkapi dengan sabuk pengaman dua titik. Namun kursi yang menghadap ke samping, belum dilengkapi sabuk pengaman. Untuk ruang kaki, tergolong cukup, tidak mentok untuk orang dengan tinggi 177 cm.
Kabn bus juga tergolong dingin, dikarenakan jumlah tempat duduk dibatasi 40 orang, sehingga bus tidak terlalu sumpek. Penumpang juga diutamakan untuk duduk, tidak berdiri. Namun jika ada yang tetap ingin naik walaupun penuh, tetap diijinkan untuk naik.
“Bus sebenarnya akan ada lagi setiap 30 menit, tapi kalau tetap ingin naik walaupun penuh, enggak apa-apa kalau penumpangnya ingin berdiri,” kata Imam, asisten Pramudi Transjabodetabek saat ditemui Kompas.com, Senin (24/2/2020).
Bus akan masuk tol melalui pintu tol Semanggi Dua dan keluar di Citereup. Selama perjalanan ke pintu tol, Bus akan menaiki penumpang yang sudah menunggu di halte ataupun di pinggir jalan. Penjemputan bisa disesuaikan dengan posisi penumpang.
Baca juga: Wacana Pembatasan Motor di Jalan Nasional Terus Dibahas
“Kita (pramudi dan penumpang) sudah tergabung dalam grup Whatsapp, jadi penumpang bisa minta bus untuk menunggu dan janjian di tempat yang dekat dengan kantornya,” ucap Imam.
Ketika bus masuk ke tol, asisten pramudi mulai meminta ongkos Rp 20.000 per orang. Sistem pembayarannya masih tunai, belum menggunakan kartu elektronik. Untuk tempat turunnya, penumpang busa meminta di mana pun ingin diturunkan, selama sesuai trayek.
“Kalau sudah keluar tol, busa turun di mana saja, tapi kita akan cari tempat berhenti yang tidak mengganggu lalu lintas, tidak melanggar aturan,” ujar Imam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.