Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Transportasi Sarankan Jokowi Turun Tangan soal Truk ODOL

Kompas.com - 14/02/2020, 14:48 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, menyarankan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk tidak menunda kebijakan over dimension over loading (ODOL) terhadap kendaraan berat.

Menurut dia, Kemenhub harusnya mengabaikan permintaan Menteri Perindustrian (Menperin) yang menginginkan penundaan kebijakan Zero ODOL. Sebab dengan menunda, menunjukkan ketidak pedulian pada keselamatan bertransportasi dan kerugian negara.

"Harusnya Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga tegas dengan hal masalah ini. Harus ada perhatian khusus dari beliau," ucap Djoko, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/2/2020).

Baca juga: Tak Hanya Nyawa, Ini Daftar Kerugian Akibat Truk ODOL

Lebih lanjut dia menjelaskan bila angka kecelakaan lalu lintas selalu meningkat setiap tahunnya. Salah satunya kontribusi dari kendaraan angkutan barang.

Seiring penambahan jaringan jalan tol, juga menambah angka kecelakaan yang disebabkan angkutan barang, seperti tabrakan belakang, patas as, dan lain sebagainya. Belum lagi ditambah dari aspek kerugian lain, seperti fasilitas jalan, perekonomian dan lain sebagainya.

Hal ini pun diakui Djoko juga menjadi perhatian serius bagi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), bahkan siap mendorong terbitnya Peraturan Presiden mengenai kebijakan Toleransi Kendaraan ODOL.

Baca juga: Saran Pengamat Transportasi, Truk ODOL Didenda Ratusan Juta Rupiah

"Menunda berarti turut berkontribusi menambah angka kecelakaan lalu lintas dan makin membebani APBN/APBD. Pada akhirnya yang dirugikan adalah kepentingan umum yang lebih besar," ujar Djoko Kamis (14/2/2020).

"Pembengkakan anggaran pemeliharaan jalan tidak sebanding dengan penerimaan pajak dari aktivitas bisnis para pengusaha yang masih tetap menginginkan perpanjangan masa bebas ODOL hingga 2024," kata dia yang juga berperan sebagai Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
sedia lowongan kerja posisi pengamat tuk mengisi berita(by wartawan kehabisan berita),misal pengamat politik,tata kota-transportasi,startup,kebijakan publik,militer,kepolisian,dunia-pendidikan,kelautan,dst nya...bikin sendiri juga boleh,gratis titel pakar/ahli by wartawan.lebih diutamakan dosen.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ribuan Orang Ditahan Saat Demo di Turkiye, Dianggap Teroris Jalanan oleh Erdogan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau