JAKARTA, KOMPAS.com - Video kecelakaan kembali viral di media sosial, Sabtu (27/10/2018). Dalam video tersebut terlihat kendaraan terpelanting dan menabrak halte di Lapangan Panahan Senayan, Jakarta Pusat.
Dalam video tersebut, terlihat kalau mobil melaju dalam kecepatan tinggi, kemudian kehilangan kendali. Saat kehilangan kendali mobil berjenis multi purpose vehicle (MPV) itu menumbuk trotoar dan berhenti setelah menabrak halte bus.
Warga net yang melihat video tersebut pun berkomentar mengenai penyebab mobil tersebut bisa kecelakaan sebab tidak ada kendaraan lain yang menyebabkan mobil tersebut terguling. Banyak yang menyalahkan kondisi aspal yang basah akibat hujan.
Training Director Indonesia Road Safety Agent (IRSA) Poedyo Santosa mengungkapkan penyebab kecelakaan tersebut bisa saja karena ban slip akibat permukaan jalan yang basah. Terlebih pengemudi mengendarai mobil dalam kecepatan tinggi.
Baca juga: Manusia Usia Produktif Jadi Korban Terbesar Kecelakaan di Jakarta
“Pada saat kondisi gerimis, hujan. seharusnya pengemudi sudah mengurangi kecepatan. Seringkali pengemudi bertemu kubangan air dan ini dapat menyebabkan efek aquaplaning atau hidroplaning,”ucap Poedyo saat ditemui Sabtu (27/10/2018).
Efek aquaplanning dapat terjadi saat ban tidak menyentuh permukaan aspal karena terhalang oleh air. Ini membuat kendaraan serasa melayang dan tidak dapat dikendalikan.
“Kebanyakan pengemudi malah menerabas kubangan dengan kecepatan tinggi. Alasannya sekalian membersihkan bagian bawah kendaraan, tapi itu berbahaya terlebih bila kita ingin mengendalikan kendaraan,” ungkap Poedyo.
Alasan lain kenapa permukaan jalan lebih licin saat basah atau gerimis adalah karena permukaan jalan terkena residu, salah satunya terpapar asap mesin diesel. Asap kendaraan diesel yang mengonsumsi solar, mengandung oli dan saat terkena air, posisinya menggenang di atas permukaan aspal.
Baca juga: Ilmu Baru buat Instruktur Safety Riding AHM
“Ini membuat cengkeraman ban pada aspal hilang. Akhirnya mobil tidak bisa dikendalikan,” ucap Poedyo.
Dalam kecepatan tinggi, Poedyo juga mengingatkan bahwa masih ada momentum kendaraan yang mendorong mobil meski berusaha untuk diberhentikan. Gaya ini akan semakin besar, sejalan dengan kecepatan mobil yang meningkat.
“Jadi ketika hujan atau gerimis sekalipun usahakan ban menapak aspal. Caranya tidak berjalan terlalu cepat, mengurangi kecepatan jika dirasa terlalu cepat,” ucap Poedyo.
Dari kecelakaan tersebut dilaporkan seorang penumpang mobil tewas dan pengemudinya mengalami luka-luka.
View this post on Instagram
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.